Arsip

Buku Baru: Ketika Egy Mengemas Abdi…

Egy Abdi bersama bukunya "Abdi". IST/ruai.tv
Advertisement

PONTIANAK, RUAI.TV – Jika Anda sering menyaksikan tayangan berita di program Warta Ruai, tentu tidak asing dengan sosok ini. Namanya Egy Abdi, satu di antara presenter berita Ruai Televisi Pontianak.

Di layar kaca, pemirsa menyaksikan penampilannya dan mendengar suaranya membacakan informasi. Namun kini, Egy tak sekadar memperdengarkan suaranya melalui kanal elektronik itu.

Dia telah “melahirkan” sebuah karya buku, yang memuat 50 tema besar. Tempat dia merangkai ide, gagasan, dan refleksi mengenai Ketuhanan, polisi, keluarga, bahkan soal cinta. Judul bukunya diambil dari namanya sendiri: Abdi. Ini merupakan karya perdananya di dunia kepenulisan.

Advertisement

Baca juga: 100 Ton Rotan Ilegal Nyaris Lolos ke Malaysia

Pemuda dengan ciri khas rambut dengan sisir belah ini lahir di Kota Singkawang, 2 Desember 1994. Ia lulusan jurusan pendidikan matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Penddidikan, Universitas Tanjungpura.

Buku ini berisikan kumpulan-kumpulan prinsip hidup penuh toleransi dan akseptasi. Tak hanya memuat perspektif penulis, Egy menyertakan beragam kemungkinan prinsip-prinsip hidup yang diyakini orang lain. Termasuk di antaranya prinsip ekstrim yang diyakini hanya oleh golongan tertentu.

Meski menuangkan opini dan gagasan, Egy berusaha netral dalam “Abdi”. Dia menekan kecenderungan tendensius dan memihak, juga untuk hal-hal yang mengundang debat.

Baca juga: Muncul Klaster Sepeda dan BPN, Kasus Positif Covid-19 Meningkat di Sintang

Dalam karyanya, Egy mengaku sekadar memaparkan kemungkinan prinsip hidup. Tentu, dia memasrahkan segala penilaian kepada pembaca untuk memutuskan sesuatu dari ide yang dia lontarkan.

Egy mengemas “Abdi” dengan beragam corak kebahasaan. Kadang, ada paparan khas cendikiawan. Pun tak lekang, nada-nada bernuansa puitis. Sampai pada ungkapan gaul khas kawula muda.

Baca juga: Polisi Tangkap Pasutri di Jl Suprapto Ketapang, Ini Sebabnya

Memang, pembaca muda milenial menjadi segmen yang disasarnya. Harapannya, setelah menggauli “Abdi”, kaum milenial ini tergerak untuk menjadi pribadi yang lebih terbuka terhadap berbagai macam kemungkinan dalam kehidupan.

Lebih rasional, penuh pertimbangan matang dalam pengambilan keputusan. Tak lupa, dimunculkan berbagai rangsangan atas jiwa sosial, yang seakan kian langka di era kekinian.

Yup, sudah pada baca? (SVE)

Advertisement