Arsip

Pontianak Sediakan Tempat Pemasaran UMKM

Ilustrasi - Produk kerajinan khas Kalimantan dipasarkan dalam sebuah pameran. Foto: Hanz E. Pramana
Advertisement

PONTIANAK, RUAI.TV – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sektor yang relatif mampu bertahan di tengah pandemi. Ketika banyak perusahaan besar mulai menampakkan ketidakseimbangan, sektor ini justru masih bergerak seperti biasa.

Pemerintah Kota Pontianak terus berupaya mendorong sektor UMKM agar beraktivitas lebih produktif. Tujuannya untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tengah pandemi Covid-19.

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, usai membuka Seminar Aspek Hukum dalam Bisnis UMKM, Senin (01/02/2021), mengatakan, diperlukan sinergisitas supaya UMKM bisa bergerak optimal di tengah pandemi.

Advertisement

“Sebab keberadaan UMKM juga membuka banyak peluang kerja,” kata Edi.

Pemerintah Kota Pontianak memberi perhatian bagi UMKM yang terdampak pandemi, dengan membangun kolaborasi dengan instansi terkait. Bentuknya berupa penyediaan tempat usaha dan memfasilitasi pemasaran produk.

Edi menegaskan, para pelaku UMKM harus memahami persoalan hukum dalam menjalankan usahanya. Sebab permasalahan bisa saja muncul ketika menjalani bisnisnya itu.

Melalui seminar itu, pakar ekonomi Universitas Tanjungpura dan tim advokasi memberikan sejumlah wawasan untuk melindungi pelaku usaha dari kemungkinan tersandung masalah hukum. Masalah itu bisa saja muncul dari ketidaktahuan, sehingga perlu pendampingan.

“Misalnya adanya kesamaan merek dagang akibat kurangnya wawasan dari pelaku UMKM. Juga masalah piutang yang kerap kali dilakukan pengusaha,” kata Edi.

Sekaligus pemerintah mencanangkan gerakan Pemuda Pelopor UMKM Mandiri, dalam seminar itu. Pencanangan ini untuk memotivasi generasi muda agar memiliki jiwa entrepreneur. Edi mengharapkan, para pemuda terus mencari peluang produksi, agar bisa menjadi mata pencaharian mereka.

Lebih Kreatif

Pengamat ekonomi dari Universitas Widya Dharma Pontianak, Kalimantan Barat, Maran, mengatakan, sesungguhnya UMKM tidak saja hanya mampu bertahan di saat pandemi, tetapi juga saat krisis global seperti yang terjadi beberapa tahun lalu.

“Dalam kondisi krisis moneter, perusahaan besar bisa rontok karena mengandalkan investasi luar negeri. Perubahan kurs, pelemahan rupiah terhadap dolar, mengakibatkan pembiayaan menjadi lebih besar,” kata kandidat doktor Ilmu Ekonomi ini, kepada ruai.tv, Rabu (03/02/2021).

Sementara sektor UMKM, tambah Wakil Rektor Non Akademik ini, meskipun barangkali sebagian bergantung kepada pinjaman modal dalam negeri, tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi keuangan global.

“Bahkan banyak sektor UMKM yang bergerak dengan modal sendiri. Tantangannya, bukan saja karena situasi pandemi, tetapi UMKM harus mengubah wajah, menjadi lebih kreatif dan inovatif,” paparnya.

Di antara yang dianjurkan, pelaku UMKM harus selalu memperbaiki kualitas produk yang ditawarkan, baik berupa barang maupun jasa. Perbaikan mencakup produk inti maupun kemasan, sehingga lebih menarik dan menonjolkan keunikan agar mampu memelihara dan menarik minat konsumen. (*/SVE)

Advertisement