Arsip

Lagi, Gadis Kalimantan Barat Pimpin PMKRI Pusat

gadis dayak PMKRI
Tri Urada, saat berkegiatan dengan anak-anak di Kalimantan Barat. Foto: IST/ruai.tv
Advertisement

SAMARINDA, RUAI.TV – Gadis Kalimantan Barat kembali memimpin Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI). Melalui Kongres XXXII di Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (28/06/2022), Tri Natalia Urada memenangi pemilihan.

Dia menjadi Ketua Presidium PP PMKRI untuk periode 2022-2024. Tri Urada merupakan gadis asal Kalimantan Barat yang saat ini menempuh pendidikan pasca sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Bina Nusantara Jakarta.

Pendidikan strata satu di jurusan yang sama, dia raih dari Universitas Tanjungpura, Pontianak. Sebelum ikut serta dalam kontestasi ini, Tri Urada menjabat Sekretaris Jenderal PP PKMRI periode 2020-2022.

Advertisement

Baca juga: Bendera Setengah Tiang untuk Hari Berkabung Kalbar

Di Kalimantan Barat sendiri, dia pernah memimpin PMKRI Cabang Sungai Raya “Sanctus Albertus Magnus” di Kabupaten Kubu Raya, untuk periode 2018-2019.

Tampilnya gadis Kalimantan Barat di tampuk kepengurusan PP PMKRI pernah terjadi sebelumnya. Ketika, Lidya Natalia Sartono terpilih menjadi Ketua Presidium periode 2013-2015.

Proses pemilihan dalam Kongres XXXII di Samarinda ini sempat mengalami dua kali putaran. Perwakilan pengurus dari 82 cabang PMKRI se-Indonesia berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Baca juga: Miras Ilegal Bernilai Rp 10 M Lebih Masuk Kalbar dari Malaysia

Dalam pemilihan putaran pertama, belum satupun dari tujuh kandidat mencapai perolehan suara setengah plus satu dari jumlah pemilih.

Kemudian dalam putaran kedua, Tri Urada unggul dengan 44 suara. Mengalahkan pesaingnya, Ewaldus Bole mendapatkan 37 suara. Panitia menyakatan satu suara tidak sah.

Menduduki kursi ketua, Tri Urada berjanji bakal memberi prioritas pada akselarasi organisasi, sehingga tercipta kaderisasi yang inovatif, transformatif, dan modern.

“Saya akan mengawali masa bakti kepengurusan dengan berfokus pada membangun konsolidasi dan komunikasi intensif ke seluruh daerah,” tutur Tri Urada yang juga merupakan aktivis perempuan Dayak. (RED)

Advertisement