Arsip

VIRAL Warga Tertembak Saat Panen Sawit di Tumbang Titi Ketapang

sengketa sawit
Tangkapan layar insiden antara personil Brimob dengan pemanen sawit di Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang. Foto: DOK/ruai.tv
Advertisement

KETAPANG, RUAI.TV – Sebuah insiden di kebun kelapa sawit, mengakibatkan seorang warga terkena luka tembak. Peristiwa ini terjadi di sebuah kebun kelapa sawit di Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, Sabtu (28/05/2022).

Saat itu, warga sedang melakukan panen massal buah kelapa sawit. Mereka berasal dari Desa Segar Wangi. Pada saat yang sama, personil Brimob Polres Ketapang sedang melakukan patroli di kawasan itu.

Baca juga: 12 Tahun Kasus RSUD Bengkayang Terus Bergulir

Advertisement

Sempat terjadi ketegangan, yang membuat aparat melepaskan tembakan peringatan. Satu di antara warga tekena peluru kosong.

Warga ini segera mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Fatima, Ketapang. Kondisinya dilaporkan mulai membaik.

Baca juga: 2 Pencuri Sarang Walet Tertangkap Saat Beraksi di Belitang Hilir

Insiden di kebun sawit ini beredar melalui rekaman video amatir di media sosial maupun di aplikasi pesan singkat. Dalam video tersebut, terlihat kelompok pemanen kelapa sawit bersitegang dengan aparat polisi.

Lokasi perkebunan itu berada di kawasan Dusun Mambuk, Desa Segar Wangi. Rekaman video itupun menjadi viral, dan memunculkan berbagai tanggapan pengguna internet.

Baca juga: 13 Desa Masih dalam Status Tetinggal di Bengkayang

Ternyata, di antara masalah yang menjadi latar indisen ini berupa sengketa lahan antara perusahaan kelapa sawit di dusun itu, dengan warga setempat.

Kapolres Ketapang, AKBP Yani Permana, mengnfirmasi adanya insiden tersebut. Kapolres menyebut, kejadian ini terjadi saat sekelompok warga melakukan panen buah sawit massal di wilayah perusahaan itu.

Baca juga: Manfaat Daun Kelor untuk Balita, Ini Pengalaman Kelurahan Pal Lima

“Saat bersamaan anggota Brimob sedang patroli, dan menemukan sekelompok warga sedang panen massal yang diduga di wilayah perusahaan,” kata AKBP Yani Permana. (RED)

Advertisement