JAKARTA, RUAI.TV – Pintauli Romangasi Siregar menjadi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalbar. Dia bersama tiga rekannya menjalani pelantikan untuk jabatan baru pada Selasa (14/03/2023) di Jakarta.
Pintauli Romangasi Siregar menggantikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BKKBN Kalbar sebelumnya, yakni Aulia Arfiansyah Arief. Sebelumnya, Pintauli menjabat sebagai Koordinator Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Provinsi Jawa Barat.
Baca juga: RUAI TV dan BKKBN Kalbar Bahas Stunting
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, saat pelantikan berpesan, agar para pejabat yang baru saja dia lantik, mampu membuat proyek perubahan. Karena itulah sesungguhnya fungsi seorang pemimpin.
“Kalau tidak memberikan perubahan, anda betul-betul tidak melakukan tugas sebagai pejabat. Memang jabatan itu titipan. Kita sama-sama belajar, saya pun belajar,” tegas Hasto.
Baca juga: Kakanwil Kemenag Kalbar, Tiba dari Bandara Langsung Syuting
Bahkan dia mengistilahkan, pemimpin identik dengan penderitaan. Sebab pemimpin juga memiliki tugas pelayan.
“Menderita dalam arti harus melayani publik, melayani orang lain,” ucap Hasto.
Tak hanya itu, Hasto mendorong agar ada keberanian para Kepala Perwakilan BKKBN di daerah untuk menggerakkan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tingkat kabupaten/kota.
Baca juga: Wisata Susur Sungai Kapuas di Pontianak, Bangkitkan Kenangan Masa Kecil
“Saya melihat kepala perwakilan ini banyak yang kurang berani. Mulai dari masalah yang konvesional seperti–katakanlah–pelayanan KB perlu banyak inovasi. Dan yang sekarang ini (masalah) stunting,” kata Hasto.
Selain Pintauli Romangasi Siregar, tiga pejabat BKKBN lain menempati posisi baru melalui pelantikan itu. Puji Prihatiningsih menjadi Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana BPPBN pusat.
Baca juga: Aksi Kriminal Meningkat, Ini Tindakan Polres Kubu Raya
Nurizky Permanajati sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung. Dan Jeanny Yola Winokan menjadi Kepala BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah.
“Kalau Anda tidak membuat perubahan dalam satu dua tahun, habislah waktu dan ada tidak meninggalkan sesuatu,” pungkas Hasto. (*/RED)
