Arsip

Anggaran Rp 18 M, Air Belum Ngalir, Ini Persoalan Sarana Air Baku Bukit Saran

sarana air bersih Sintang
Sarana dan Prasarana Air Baku di Bukit Saran, Sungai Tempunak Hulu, Dusun Lubuk Lantang, Desa Riam Batu, Kecamatan Tempunak. Foto: DOK/ruai.tv
Advertisement

SINTANG, RUAI.TV – Proyek pembangunan Sarana dan Prasarana Air Baku di Bukit Saran, Sungai Tempunak Hulu, Dusun Lubuk Lantang, Desa Riam Batu, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, sampai saat ini pengerjaannya diduga mengalami kendala.

Pasalnya proyek dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) senilai Rp 18 miliar lebih itu sudah ditumbuhi semak belukar dan banyak rusak. Setetes air pun belum bisa dirasakan oleh rakyat.

Proyek ini dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) murni. Melalui dua tahun anggaran yakni tahun 2018 dan 2019 dari kementrian PUPR, Direktorat Jenderal Sumberdaya Air, Balai Wilayah Sungai Kalimantan I Pontianak, SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfatan Air, Wilayah Sungai Kapuas, Wilayah Sungai Jelai-Kendawangan Provinsi Kalimantan Barat.

Advertisement

Baca juga: 390 Kasus Gigitan Hewan di Sanggau, Dari Anjing Hingga Musang

Pekerjaan tahap satu dilakukan oleh PT. Arjuna Putra Bangsa (APB) tahun anggaran 2018 senilai 5.487.919.000 rupiah dengan nomor kontrak 01/HK.02.03/SNVT-PJPA/PPK.03/ 2018 dengan waktu pengerjaan 210 hari kalender.

Pada tahun 2019 pengerjaan dilanjutkan oleh PT.Kartika Sari Sejahtera (KSS) dengan anggaran senilai 12.993.737.000 rupiah dengan nomor kontrak 03/HK 0201/ SNVT-PJPA/PPK.02/2019 tanggal kontrak 23 April 2019 dan waktu pelaksanaan 210 hari kalender.

Meski sudah menelan anggaran negara sebesar Rp 18 miliar lebih, namun proyek fisik belum rampung. Sehingga setetes air pun belum dapat dirasakan oleh masyarakat sintang. Empat tahun seteleh dikerjakan, sampai saat ini belum ada aktivitas apapun di lokasi.

Baca juga: Kena Tali Kelayang, Bocah di Kapuas Hulu Meninggal

Satu diantara warga, Miang, menjelaskan, pipa induk menuju perkampungan warga juga banyak putus. Bahkan sejumlah bendungan air sudah rusak dan retak. Lokasi proyek sudah ditumbuhi rumput dan semak blukar. Ia juga mempertanyakan proyek tersebut dan meminta ada tindak lanjut dari aparat penegak hukum jika mengalami masalah, dan ada keterangan dari pihak otoritas terkait.

“Proyek tersebut diduga dikerjakan asal-asalan, sampai saat ini mana ada kami merasakan air bersih,” kata Miang kepada redaksi.ruai.tv, Kamis (06/07/2023).

Miang menjelaskan, setelah empat tahun tidak ada kegiatan, beberapa hari lalu ada petugas yang melakukan pengecekan di lokasi dan mendokumentasikan lokasi proyek tersebut.

Baca juga: 57 Kg Sisik Trenggiling Disita di Pontianak

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air, Balai Wilayah Sungai Kalimantan (BWSK) I Pontianak, Novizar Adiyansyah, membantah jika proyek tersebut mengalami kendala atau mangkrak.

Ia menjelaskan, air baku Sintang merupakan rencana strategis pemenuhan air baku dari pemerintah kabupaten Sintang untuk melayani kebutuhan air baku di kota Sintang melalui peningkatan kapasitas IPA Ekstisting di Kota Sintang (IPA di Bukit Baning dan Siliwangi) dan desa-desa yang akan dilewati oleh jalur pipa transmisi.

Air baku Sintang juga diproyeksikan untuk melayani Bandara Tebelian yang baru selesai dibangun. Ia menilai bahwa air baku Sintang dirasa memerlukan sumber air baku baru karena sumber air baku yang ada saat ini digunakan oleh Perumda kabupaten Sintang pada bagian hulunya terdampak kegiatan PETI dan berpotensi menimbulkan pencemaran pada air baku yang digunakan untuk pelayanan air bersih di Kota Sintang.

Baca juga: Memprihatinkan, Kasus Kejahatan Seksual Anak di Sekadau

Atas dasar itu ditentukanlah sumber air baku yang baru untuk pelayanan Kota Sintang dan Sekitarnya terletak di Bukit Saran, kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang dengan target penyelesaian sampai tahun 2031.

Program kegiatan pengerjaan Proyek senilai Rp 18.481.656.000,00 tersebut dibagi dalam dua tahun anggaran melalui APBN Murni. Tahun 2018 kegiatan air baku sintang dimulai dengan pembangunan Intake kapasitas 130 Liter/detik untuk melayani 6 desa dan 2 IPA di Kota Sintang.

“Kegiatan ini dilaksanakan oleh PT Arjuna Putra Bangsa dengan nilai kontrak sebesar Rp 5.487.919.000,” jelasnya.

Kegiatan pada tahun tersebut, menurut, Novizar, adalah intake dan bending satu unit yang dibangun dengan dua autput pelayanan (1 diameter 400 MM dan 1 diameter 250 MM). Intake tersebut terletak di bukit Saran, drsa Riam Batu, kecamatan Tempunak.

Baca juga: Gawai Begugo, Pesta Panen Ala Dayak Suruk

Setelah pekerjaan intake selesai pada tahun anggaran 2018, kegiatan kembali dilanjutkan dengan pembangunan pipa transmisi pada tahun anggaran 2019. Pipa transmisi yang dibangun adalah untuk melayani desa terdekat yaitu desa Buana Kencana dengan diameter pipa sebesar 250 MM dengan panjang 8.880 M. Debit air yang dimanfaatkan oleh desa Buana Kencana sebesar 2 Liter/Detik. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh PT Kartika Sari Sejahtera dengan nilai kontrak sebesar Rp 12.993.737.000,00.

“Kegiatan air baku Kota Sintang baru akan dilanjutkan kembali pada tahun 2031 untuk memenuhi kebutuhan air baku Kota Sintang dengan membangun jaringan pipa sepanjang 86 Kilometer,” kata Novizar.

Sementara terkait kondisi saat ini yang dikeluhkan masyarakat mengalami kerusakan itu karena bencana banjir pada tahun 2022, sehingga bangunan tidak dapat berfungsi dengan optimal. Rencana akan dilakukan perbaikan pada Bulan juli 2023 sambil menunggu proses revisi anggaran untuk usulan perbaikan. (RED)

Advertisement