LANDAK, RUAI.TV – Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai sendi kehidupan termasuk perekonomian masyarakat global.
Namun dampak itu bisa disikapi secara bijak dan keratif oleh Aminudin, warga Dusun Antok, Desa Sungai Laki, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
Baca juga: Sopir Mobil Travel Ini Jadi Kades Muda di Melawi
Dengan hanya memanfaatkan potongan kayu, Aminudin berhasil membudidayakan madu kelulut. Dia awalnya hanya iseng.
Namun keisengannya berbuah manis hingga menjadi sumber rezeki bagi keluarganya. Budidaya madu kelulut tidak sulit dan lama.
Aminudin hanya mencari potongan kayu di hutan, kemudian potongan kayu ditempatkan disekitar rumah. Selanjutnya, dipotongan kayu itu dibuat sarang lebah kelulut dalam bentuk kotak dan ditutup agar tidak terkena hujan.
Baca juga: Wali Kota: Laporkan Jika Ada Pungli di Pontianak
Sekitar satu bulan kemudian kelulut sudah menghasilkan madu dan anakan. Selang satu minggu, sudah bisa panen.
Untuk pengambilan madu, Aminudin menggunakan alat sedot yang disambungkan ke aliran listrik menggunakan pengecas. Dari hasil penyedotan dalam dua atau tiga minggu sekali panen, mampu menghasilkan satu kilogram lebih madu.
Baca juga: Gubernur Midji: Angka Keterjangkitan Covid-19 Meningkat Tajam
“Saya mempunyai 10 kotak, dalam satu kotaknya bisa mengeluarkan hasil 2 ons, sehingga madu yang diperoleh bisa satu kilo lebih dalam sekali panen,” ujar Aminudin.
Selain dikonsumsi sendiri dan bersama tamu yang datang ke rumahnya, madu kelulut juga dipesan oleh warga dari luar dengan harga Rp150.000 per satu botol besar. Sementara untuk per satu kilogramnya dijual Rp200.000.
Baca juga: Wakil Bupati Sintang Minta Semua Komponen Terlibat Antisipasi Karhutla
“Untuk panen tergantung bunga-bunga di hutan, jika banyak, maka satu bulan pasti bisa dua kali panen,” tambah Aminudin.
Aminudin berharap, budidaya madu kelulut yang ditekuninya, bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya, karena bisa menjadi sumber tambahan penghasilan di tengah pandemi Covid-19. (ROB/RAY)
