Arsip

Selain Tindakan Hukum, Ini Solusi Aksi Kebut-Kebutan di Ketapang

Polisi menggiring pelaku kebut-kebutan di Jembatan Pawan 5 di Kota Ketapang, beberapa waktu lalu. Foto: Agustiandi/ruai.tv
Advertisement

KETAPANG, RUAI.TV – Pelaku aksi kebut-kebutan di Kota Ketapang umumnya kalangan muda, sebagian di bawah umur. Pekan lalu, polisi melakukan razia dan menahan sejumlah orang beserta 45 sepeda motor.

Selain penindakan hukum, solusi lain patut disuarakan untuk mengatasi permasalahan yang meresahkan ini. Anggota DPRD Ketapang, Polonius, yang dihubungi ruai.tv, Selasa (09/02/2021)mengatakan, pemerintah daerah sebaiknya melakukan pembinaan.

“Para pelaku kebut-kebutan ini rata-rata anak muda. Melalui Dinas Pemuda dan Olahraga, saya harapkan lebih maksimal memberikan pembinaan, apapun bentuknya,” kata Polonius.

Advertisement

Jika memungkinkan, bisa saja dibuatkan sirkuit balap, sehingga hobby mereka bisa tersalurkan.

“Ya, jika sudah memungkinkan, kenapa tidak dibangun sirkuit balap? Selain ada media penyaluran, sekaligus pembinaan lebih terarah. Siapa tahu, anak-anak kita ini bisa berprestasi di bidang itu,” ujar politisi asal Balai Berkuak, Kecamatan Simpang Hulu ini.

Baca juga:
Polisi Ketapang Amankan 45 Sepeda Motor dari Aksi Kebut-kebutan

Warga mengapresiasi polisi yang telah melakukan razia. Tak hanya merazia, bahkan orangtua turut dipanggil untuk menandatangi surat perjanjian.

Frans Doni, warga Kota Ketapang, menuturkan, aksi kebut-kebutan ini tidak saja membuat bising. Tetapi sangat membahayakan pengguna jalan, dan di waktu lalu telah memakan korban.

“Tidak gampang membasmi kebutan liar begini. Buktinya sudah berapa tahun berselang semenjak penangkapan besar-besaran dulu, masih saja ada. Mereka selalu berganti generasi,” kata Doni.

Selain berganti generasi, pengebut liar ini juga berpindah lokasi. Sekitar sepuluh tahun lalu, kawasan Jl Merdeka menjadi arena dan mulai berisik menjelang tengah malam.

“Saya dengar sekarang mereka pindah beraksi di sekitar Jembatan Pawan 5. Sepuluh tahun lalu di dekat rumah saya. Pernah saya kejar dengan gagang cangkul,” geram Doni. (SVE)

Advertisement