Arsip

Gereja Paroki St. Fidelis Sungai Ambawang, Gereja Kental Ciri Khas Lokal

Gereja Pusat Paroki St Fidelis Sungai Ambawang, satu di antara gereja dengan ciri khas lokal dan unik di Kalimantan Barat. (Ton/ruai.tv)
Advertisement

Sarat Ciri Khas Lokal

Gereja Pusat Paroki Santo Fidelis Sungai Ambawang sarat ciri khas lokal.

Di bagian depan gereja terdapat tempayan besar yang disebut Tajau oleh masyarakat Dayak. Tempayan ini menjadi kedudukan bagi patung Santo Fidelis. Sementara di bagian kanan gereja terdapat menara lonceng dengan motif khas Dayak. Kemudian di bagian dalam gereja terdapat motif khas Tionghoa.

Patung Santo Fidelis berdiri di atas tempayan tajau diletakkan di bagian depan Gereja Pusat Paroki St Fidelis Sungai Ambawang. (Ton/ruai.tv)

Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus menyebut, inti yang ingin disampaikan dari penggunaan ciri khas lokal ini adalah, tidak membeda-bedakan suku dan bangsa. Setiap suku dan bangsa dihormati dan dihargai. Sementara untuk pemasangan patung Santo Fidelis, menurut Uskup, juga ada maksudnya. Sebab jika mengenal riwayat hidup orang kudus, maka semangatnya diharapkan turut merasuki umat Katolik.

Advertisement

“Mari kita persembahkan kepada masyarakat hal terbaik yang bisa kita buat, tidak harus mahal, tapi punya ciri-ciri tertentu, yang intinya adalah kebhinekaan. Kebetulan di sini ditonjolkan budaya Dayak sedikit Chinese, tempat lain mungkin budaya lain, seperti budaya Jawa dan sebagainya,” katanya.

Uskup juga berpesan kepada umat, untuk tidak hanya bangga dengan keindahan gedung gereja, sebab gereja ini adalah sarana yang dipakai, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

“Jadi harapan saya, gereja yang indah dan megah ini kita gunakan maksimal untuk memperkuat keimanan kita. Bukankah jika sembayang di tempat yang indah dan bagus, bisa memberikan semangat. Contoh saja, sejak gereja ini ada, Minggu sudah ramai orang sembayang ke sini, bagi saya itu wajar,” ucapnya.

Karena gereja ini berada di ruas jalan Trans Kalimantan yang banyak dilewati orang-orang dari negara tetangga satu di antaranya Malaysia, maka bisa menjadi objek wisata rohani.

“Mudah-mudahan, orang-orang yang cinta akan budaya, cinta akan rumah ibadah, bisa membuat sesuatu yang lebih indah lagi,” harapnya.

Uskup memastikan, pembangunan di Gereja Pusat Paroki Santo Fidelis ini akan terus dilanjutkan.

“Nanti akan difasilitasi dengan adanya aula, di belakang karena tanah kita masih luas nanti direncanakan akan ada goa Maria, sehingga menjadi objek wisata rohani, tapi ini tahap demi tahap, kita tata sedemikian rupa sehingga bisa menjadi objek wisata bukan hanya tempat ibadah,” ungkapnya.

Baca di halaman berikutnya…

Advertisement