SEKADAU, RUAI.TV – Langit malam 1 Muharram 1447 H tampak lebih kelabu bagi umat Muslim di Sekadau. Ustadz Dudun Sutadin, imam Masjid Al-Muhajirin yang selama ini menjadi panutan dalam kehidupan beragama, menghembuskan napas terakhir pada Kamis malam, 26 Juni 2025.
Kabar duka ini mengalir cepat, menyelimuti hati para jamaah dan warga dengan rasa kehilangan yang mendalam. Masjid Al-Muhajirin, tempat almarhum mengabdikan diri bertahun-tahun, menjadi saksi bisu tangis dan doa yang mengalir deras dari para pelayat. Di sana, jenazah beliau disemayamkan.
Satu per satu warga berdatangan, menyampaikan salam perpisahan dan mengiringi kepergian sang imam dengan doa yang tulus.
Wakil Bupati Sekadau, Subandrio, turut hadir malam itu. Dalam suasana haru, ia menyampaikan duka mendalam atas wafatnya sosok yang selama ini dikenal sebagai pembimbing umat yang sabar dan rendah hati.
“Kita kehilangan sosok panutan yang selama ini menjadi teladan dalam kehidupan beragama dan sosial. Semoga amal ibadah beliau diterima dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ujar Subandrio di hadapan para pelayat.
Selama hidupnya, Ustadz Dudun dikenal sebagai ulama bersahaja. Ceramahnya menyejukkan, sikapnya ramah, dan pintu rumahnya selalu terbuka bagi siapa pun yang ingin belajar agama.
Tak sedikit generasi muda yang merasakan bimbingannya dalam memahami Islam yang damai dan penuh kasih. Rasa kehilangan ini terasa begitu dalam, terutama bagi jamaah Masjid Al-Muhajirin.
Sosok yang biasa mengimami salat lima waktu kini hanya tinggal kenangan, namun warisan dakwah dan teladan hidupnya tetap menyala dalam ingatan.
Pemakaman berlangsung pada Jumat, 27 Juni 2025, usai salat Jumat. Sekadau hari ini tidak hanya melepas seorang imam, tetapi juga seorang guru kehidupan yang telah menorehkan jejak kebaikan di banyak hati. Selamat jalan, Ustadz Dudun. Cahaya kebaikanmu tetap abadi, menuntun jalan umat yang pernah engkau bimbing.
Leave a Reply