LANDAK, RUAI.TV – Bupati Landak, Karolin Margret Natasa, meresmikan empat jembatan gantung berkonstruksi besi, Kamis (29/04/2021). Acara dipusatkan di Desa Kampet, satu dari empat desa yang kini memiliki jembatan gantung baru.
Selain Desa Kampet, jembatan gantung yang baru telah berdiri di Desa Sungai Kelik, Angkangin, dan Sekendal. Ayah Karolin, Cornelis, anggota DPR RI daerah pemilihan Kalimantan Barat I, turut hadir di kabupaten yang pernah dipimpinnya itu.
Baca juga: Rp 13 M, Ongkos Jembatan Gantung 4 Desa di Landak
Menyelingi kata sambutannya, Karolin sempat mencandai sang ayah. Saat menyebut perubahan kondisi jembatan gantung di Desa Kampet yang dulunya berkonstruksi kayu dan sekarang berkonstruksi besi.
“Kalau dilihat di sebelah, ada jembatan lama. Tadi saya tanya Pak Kades, katanya jembatan itu dibangun tahun 2003, betul ya, Bapak Ibu,” tanya Karolin kepada warga yang hadir.
Baca juga: Orangutan Berkeliaran di Kebun Kelapa Warga
Sejenak terdengar suara tawa dan tepuk tangan warga, menanggapi pertanyaan itu.
“Kalau tahun 2003 berarti bupatinya? Pak Cornelis. Maka pada hari ini kami juga mengundang Pak Cornelis, perwakilan kita di Jakarta,” ujarnya.
Baca juga: Bea Cukai Entikong Kerahkan Anjing Pelacak
“Bapaknya bikin jembatan kayu, anaknya bikin jembatan baja, ada kemajuan lah ya. Tepuk tangan dulu. Siapa tahu cucunya nanti bikin jembatan beton,” sambung Karolin sambi tersenyum.
Lagi, tawa dan tepuk tangan warga terdengar.
Karolin juga menyinggung tentang kewajiban warga untuk merawat jembatan itu agar tetap awet. Karena fungsinya sangat vital sebagai jalur perlintasan barang dan jasa.
Baca juga: Petani di Landak Didorong Lakukan Modernisasi
“Di beberapa jembatan, besinya hilang. Saya pun heran gimana coba, dengan niatnya motong besi gitu. Besi pinggirnya itu, hilang di beberapa tempat. Bautnya hilang, gimana bisa dicopot gitu bautnya. Pakai kunci Inggris?” kata Karolin.
Dia mengingatkan, tindakan itu sangat merugikan orang banyak. Apalagi, pembangunan keempat jembatan memerlukan dana besar, Rp 13 miliar yang dialokasikan dari anggaran daerah serta sokongan dari Kementerian Desa, Daerah Tertinggal, dan Tranmigrasi.
Baca juga: Adat Ngudas Dayak Mayao, Ritual Pengusir Roh Jahat
“Yang begitu-begitu (mengambil besi dan baut jembatan) jangan lagi ya. Kalau ketahuan langsung panggil, kembalikan barang yang diambil. Ganti kalau sudah dijual. Ndak mau? Nanti saya lapor Pak Kapolsek,” ujar Karolin.
Bupati menyebut masih banyak daerah di kabupaten itu yang memerlukan pembangunan. Jika jembatan-jembatan itu awet, maka pos pembiayaan lainnya bisa disalurkan ke desa-desa yang memerlukan. (RED)
Leave a Reply