Padahal, orangtua murid merasakan, keberadaan SD Mini selama ini sangat membantu. Cukup mempermudah anak-anak mereka, khususnya yang berdomisili di Dusun Mola, untuk mengikuti persekolahan.
Sebab, dusun ini cukup jauh jangkauannya dengan wilayah lain yang sudah memiliki SD enam kelas. Karena SD Mini di dusun itu tak lagi beroperasi, anak-anak mereka terpaksa menempuh perjalanan jauh untuk bersekolah di sekolah induk.
Sekolah di Perbatasan Indonesia-Malaysia
Kalangan orangtua menyesalkan SD Mini Pengok rusak begitu saja. Dulu saat pertama kali pengadaan fasilitas, kalangan orangtua berpartisipasi dalam menyiapkan bangku dan meja untuk murid. Semuanya secara swadaya, sebagai bentuk kepedualian mereka terhadap pendidikan di dusun itu.
Satu di antara orangtua murid, Lamli, menuturkan, SD mini tersebut mulai tutup di awal 2018. Anaknya sempat bersekolah di situ dan terpaksa berhenti sekolah selama setahun.
Baca juga: Pengerajin Perbatasan Pasarkan Produk Lewat Medsos
“Saya sempat merasa kesal juga karena persoalan ini. Kondisi SD ini memprihatinkan. Sekarang anak saya pindahkan ke SDN 9 Sujah, lumayan jauh dari sini sekitar empat kilometer,” tutur Lamli, Selasa (17/07/2021).
Sementara, orangtua murid lainnya Akom, berharap Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkayang bisa memeriksa langsung kondisi bangunan sekolah ini.
“Tolonglah, bila perlu cek langsung datang ke lapangan melihat keadaaanya. Anak kami sekarang harus sekolah jauh. Dulu waktu sekolah ini tutup, kami dengar ada masalah di kabupaten, kami sebagai orangtua jadi kalang kabut,” ucap Akom.
Mereka menitipkan harapan kepada para pemangku kepentingan di Kabupaten Bengayang, untuk kembali memungsikan gedung sekolah itu. Dengan demikian, anak-anak dusun tidak perlu lagi pergi jauh-jauh ke sekolah induk. (RED/SVE)
Leave a Reply