PONTIANAK, RUAI.TV – Dalam setiap pelaksanaan Pekan Gawai Dayak (PGD) di Kota Pontianak, Kalbar, masing-masing sub etnik Dayak mendapat giliran bertindak sebagai tuan rumah. Untuk PGD ke-37 tahun 2023 ini, Dayak Keninjal di Kabupaten Melawi, mendapat kehormatan sebagai tuan rumah.
Karena itu, berbagai ciri Dayak Keninjal pun mendominasi. Seperti tarian penyambutan, upacara adat, ornamen-ornamen, hingga aksesoris pakaian panitia. Motif khas Dayak Keninjal juga menjadi materi perlombaan melukis perisai.
Tak ketinggalan, lagu-lagu khas dari sub etnik itu diperdengarkan di arena kegiatan di Rumah Radakng, Jl Sutan Syahrir Kota Pontianak.
Baca juga: Tari Jonggan di Gawai Dayak, Ajak Penonton Bersukaria
Wakil Bupati Melawi, yang juga Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Melawi, Kluisen, mengapresiasi kepercayaan panitia menjadikan Dayak Keninjal sebagai tuan rumah PGD. Dia menyebut, momen ini kesempatan baik untuk semakin memasyarakatkan Dayak Keninjal berikut seni, budaya, dan tradisinya.
“Saya bangga dan berterima kasih, Dayak Keninjal boleh tampil sebagai icon PGD ke-37. Ini bagi kami luar biasa. Ke depan tentu sub Dayak lainnya juga harus tampil,” kata Kluisen.
PGD ke-37 berlangsung dalam rentang 15-23 Mei 2023. Seluruh kegiatan terpusat di Rumah Radakng, sementara karnaval budaya menjalani rute jalan-jalan protokol yang terhubung ke pusat kegiatan.
Baca juga: Gawai Dayak di Pontianak Pererat Persaudaraan Lintas Etnis
Dayak Keninjal Melawi
Sekretariat Bersama Kesenian Dayak (Sekberkesda) merupakan pelaksana PGD, yang menunjuk panitia. PGD menjadi bentuk perayaan pesta panen, atau umum dikenal sebagai Gawai, sebagai wujud syukur atas keberhasilan usaha pertanian masyarakat Dayak.
Berbagai permainan tradisional, seperti pangka gasing, menyumpit, menumbuk padi, pencak silat, melengkapi mata acaranya. Selain bentuk kompetisi lain seperti lomba menyanyi lagu Dayak.
Dayak Keninjal, seperti ditulis laman Wikipedia, masih serumpun dengan Dayak Lebong, Ketungau Tesaek, Ot Danum, Bugau, dan Seberuang.
Baca juga: Gawai Begugo, Pesta Panen Ala Dayak Suruk
Sebagai bentuk semakin memperkenalkan keunikan Dayak Keninjal, peserta Festival Bujang-Dara Gawai pun mengenakan kain tenun cintamani. Kain tenun cintamani merupakan kerajinan khas Dayak Keninjal.
Motifnya dengan corak tanaman dan tumbuhan yang tumbuh di Kabupaten Melawi. Dara Gawai Melawi, Veronika Rosniati, mengenakan kain selendang bercorak tumbuhan yang dipadu buah kuwi sebagai bros-nya.
“Saya ingin suatu saat nanti, masyarakat luas bisa mengenal busana khas Dayak Keninjal, sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia,” kata Veronika. (RED)
Leave a Reply