KUBU RAYA, RUAI.TV – Sebagian besar komunitas masyarakat Dayak di Kalimantan Barat sudah hampir tiba di penghujung masa panen padi di ladang. Tak terkecuali masyarakat di Dusun Loncek, Desa Teluk Bakung, Kecamatan Sungai Ambawang.
Laurensius Edi, guru honor di dusun itu, menuturkan, tradisi panen padi dalam komunitas Dayak Kanayatn, disebut bahanyi. Tradisi ini telah diwariskan oleh nenek moyang sejak ratusan tahun silam.
Baca juga: Peladang di Kalimantan Barat Masuki Masa Panen Padi
“Tetapi sekarang sudah tidak terlalu banyak lagi warga di dusun saya yang mempraktikkan perladangan tradisional. Sudah banyak yang sibuk menjadi buruh harian di perkebunan kelapa sawit di dekat kampung,” tutur Edi kepada ruai.tv, Selasa (09/03/2021).
Dalam perladangan tradisional, umumnya peladang membersihkan lahan pada Juli setiap tahun, yang disebut ‘turutn bahuma’. Kemudian melakukan penanaman benih padi pada Agustus, dan sekitar lima hingga tujuh bulan berikutnya, tibalah masa panen.
Baca juga: Komunitas Dayak di Bengkayang Selenggarakan Gawai Makan Padi Baru
“Panen sudah dilakukan sejak akhir Februari hingga saat ini. Dominan hasil panenan ini untuk kebutuhan domestik masing-masing petani, jarang sih yang menjualnya,” tutur Edi.
Para petani juga tidak melakukan panen sendiri-sendiri. Kebiasaan gotong-royong masih sangat kental hingga saat ini, yang dalam istilah lokal disebut balalek’. Para tetangga atau kerabat, membantu memanen satu bidang ladang, dan berikutnya mereka membantu panen di tempat lain.
Baca juga: Gratis, Pelatihan Sertifikasi Produk Pangan Rumahan di Pontianak
“Rata-rata luasan ladang berkisar setengah hingga satu hektare. Panen yang didapat antara 400 hingga 500 kilogram, ya masih di bawah satu ton,” ucapnya.
Peladang memanam sejumlah varietas padi lokal, di antaranya palawakng, banjar talok, dan rungkak raja. Sebagian kecil ladang ditanami padi ketan atau poe’, karena beras ini menjadi bahan utama jika ada upacara adat. Termasuk sebagian kecil jenis padi merah dan padi hitam ikut ditanam.
Baca juga: VIDEO: Siaga Karhutla, Heli Ini Siap Jatuhkan Bom Air
“Soal emping padi, sekarang sudah jarang sekali peladang membuatnya, meskipun itu sebebarnya ciri khas camilan di kampung di masa panen,” ujar Edi.
Dusun Loncek didiami sekitar 1.000 jiwa dengan 300 KK. Merupakan satu di antara dusun di Desa Teluk Bakung, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Pekerjaan warga umumnya peladang, penyadap karet, dan pekerja di kebun kelapa sawit yang memiliki areal konsesi di sekitar kampung.
Baca juga: Rumah Tua Ini Jadi Destinasi Baru di Kota Pontianak
“Para peladang tradisional ini memanfaatkan lahan mineral untuk berladang, bukan di lahan gambut. Saat ini sedang panen, saya pastikan tidak ada peladang yang membakar ladang,” tambah Edi. (SVE)
Leave a Reply