SANGGAU, RUAI.TV – Jumlah pos pelayanan terpadu (Posyandu) di seluruh Kabupaten Sanggau saat ini sebanyak 800 unit. Belum semua dari posyandu ini memiliki alat ukur berupa Antropometri Kit.
Antropometri Kit merupakan alat untuk pemantauan pertumbuhan balita. Perangkat ini di antaranya terdiri atas alat ukur berat badan bayi, alat ukur panjang badan, hingga alat ukur tinggi badan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting, mengatakan, tersedianya Antropometri Kit di setiap Posyandu sangat penting untuk akurasi pendataan kasus stunting.
Baca juga: Isu Penculikan di Pontianak, Ini Kisah Sebenarnya
Stunting merupakan kondisi balita dan anak tidak maksimal pertumbuhanya sehingga cenderung kerdil. Penanganan kasus ini akan lebih baik jika terdeteksi sejak dini.
Ginting menyebut, dalam tahun anggaran 2023 ini, penyediaan Antropometri Kit akan mereka adakan. Alat ini untuk sementara baru bisa terpenuhi bagi 538 unit Posyandu.
Dengan demikian, pengadaan Antropometri Kit baru bisa memenuhi sekitar 65 persen dari keseluruhan Posyandu yang ada di kabupaten ini.
Baca juga: Mahasiswi Australia Ini Ingin Menikah dengan Adat Dayak Taman
“Saat mengikuti Posyandu, petugas bisa mengukur tubuh anak yang standar, sehingga hasilnya lebih akurat untuk pemantauan kasus stunting,” kata Ginting, saat peringatan hari gizi nasional di Keraton Surya Negara, Senin (30/01/ 2023).
Sementara untuk Posyandu yang belum mendapat jatah alat ini, pemerintah kabupaten akan mengakomodirnya dalam pembiayaan 2024. Targetnya pada tahun depan, semua Posyandu sudah memiliki alat tersebut.
“Kebutuhan di lapangan sangat perlu alat ini, sehingga data kasus stunting bisa kami peroleh secara akurat, dan bisa segera kami tangani dengan maksimal,” ujar Ginting.
Baca juga: 121 ASN Ketapang Jadi Pj Kades
Alat ukur harus standar, agar hasilnya tidak keliru yang berdampak pada penanganan stunting. Anak dengan kondisi stunting, di antaranya harus mendapatkan perbaikan asupan gizi, agar bisa tumbuh normal.
Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot, menegaskan agar penanganan kasus stunting harus bekerjasama dengan para pihak. Fokus utama pada perbaikan gizi anak dan ibu hamil.
“Saya meminta Dinas Kesehatan selalu rutin melakukan pelayanan di Posyandu hingga ke tingkat desa bahkan dusun. Jadi keluarga yang terindikasi stunting bisa terdata dan kita upayakan penanganan,” kata Yohanes.
Baca juga: Yuk Kunjungi, 7 Hari Festival Cap Go Meh Pontianak
Dia menyebut, pemerintah kabupaten menargetkan, angka stunting turun menjadi 14 persen pada 2024. Persentase tersebut sebagaimana target pemerintah pusat. (RED)
Leave a Reply