PONTIANAK, RUAI.TV – Maria Loretha, warga asal Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, yang tinggal di Kepulauan Adonara, Flores Timur, selamat dari bencana banjir bandang yang terjadi Minggu (04/04/2021).
Dia dan keluarganya selamat karena segera mengungsi sebelum banjir bandang terjadi. Saat itu lokasi tempat tinggal mereka sudah sangat terancam karena pasang air laut semakin tinggi dan ombak besar mulai melanda.
Baca juga: IGD RSUD Sintang Tutup 36 Jam, Ini Sebabnya
“Bayangkan ombak di muka hidung naik ke darat hantam rumah kami di pinggir pantai. Ombak juga hebat setinggi 5 meter jadi kami kabur,” cerita Maria Loretha kepada ruai.tv melalui pesan singkat, Rabu (07/04/2021).
Maria Loretha merupakan pegiat tanaman lokal sorgum. Dia memiliki basis perkebunan sorgum bersama masyarakat di wilayah Adonara. Warga sekitar memanggilnya dengan sapaan “Mama Sorgum.”
Baca juga: Istri Tewas, Suami Kritis: Pasutri Lansia Korban Kekerasan di Mempawah
Setelah mengungsi dan memastikan keadaan aman, Maria menjenguk tempat tinggalnya di Desa Pajinian, Waiotan, Dusun II Kecamatan Adonara Barat. Dia menemukan suasana kampungnya yang telah porak poranda.
Tempat tinggal dan kebun milik mereka di Wai Otan rata dengan tanah. Satu di antara rumah pondok hanya menyisakan pondasi . Tetapi, mereka masih memiliki tiga pondok sederhana lain yang tidak terdampak.
Baca juga: 500 Bibit Pohon Bakal Hijaukan Makam Juang Mandor
Maria menceritakan, lokasi sungai yang dilimpasi banjir bandang berada di pinggir kebun mereka. Tak hanya diterpa luapan banjir dari hulu sungai, juga diterjang lumpur dari gunung.
Anak lelakinya, Brian Benedicto, masih sempat merekam video banjir yang juga merusak kebun singkong. Kini tinggal tersisa beberapa batang singkong di sana, dalam kondisi tercabut dan berserakan di atas tanah.
Baca juga: Warga Dusun Terindak Ditemukan Tewas Gantung Diri
“Kebun ubi dipastikan gagal panen. Bagian tanaman kebun yang dulunya rimbun sekarang gundul ditutupi pasir,” ucap Brian dalam video itu.
Maria dan keluarga akhirnya memutuskan tidur di pondok kebun, tanpa penerangan sama sekali. Kabel listrik PLN putus. Alternatif penerangan menggunakan panel tenaga surya tidak berfungsi karena mendung.
Baca juga: Cabuli 10 Penari, Pemilik Sanggar di Bengkayang Terancam Kebiri
“Desa Wai Otan gelap, listrik mati, ndak keliatan apa-apa,” ucap Brian sambil kameranya menyorot panci di atas bara api kayu.
Brian juga sempat merekam kondisi rumah warga yang porak poranda di wilayah Dusun Kewuko, Desa Oyangbarang.
Baca juga: Kesal Hampir Terserempet, Warga Ini Tembak Mobil Anggota DPRD
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui keterangan pers Rabu (07/04/2021) memaparkan, korban meninggal dunia dari bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 138 jiwa. Sementara yang masih dinyatakan hilang sebanyak 61 orang. (MPO)
Leave a Reply