Arsip

Pabrik Co-Firing di Pontianak Kelola Sampah Jadi Energi Baru

cara kelola sampah Pontianak
Penandatanganan kesepakatan kerja sama Pemerintah Kota Pontianak dengan PT Kusuma Jaya Agro untuk mengolah sampah menjadi produk energi terbarukan. Foto: Prokopim/ruai.tv
Advertisement

PONTIANAK, RUAI.TV – Instalasi pengolahan sampah menjadi energi baru terbarukan akan berdiri di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Pemerintah Kota dan PT Kusuma Jaya Agro sepakat untuk membangun kerja sama ini.

Sampah-sampah akan menjalani pengolahan dan co-firing untuk bahan bakar energi baru terbarukan. Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, dan Direktur PT Kusuma Jaya Agro, Raden Hidayatullah Kusuma Dilaga, meneken kesepakatan itu, Kamis (28/04/2022) di Ruang Pontive Center.

Pemerintah Kota menyediakan lahan untuk pembangunan pabrik co-firing. Juga untuk kebutuhan lainnya berdasarkan kesepakatan yang mereka sepakati.

Advertisement

Baca juga: Kelurahan di Pontianak Berlomba Sediakan Aplikasi Digital, Apa Saja?

“Kerjasama ini sangat-sangat membantu kita dalam mengatasi persoalan sampah di Kota Pontianak,” kata Edi.

Meski demikian, dia menegaskan, perlu adanya manajemen dalam pengelolaan sampah. Seperti, pemilahan sampah untuk pengolahan di bank sampah, serta sampah mana yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Pemerintah kota menyediakan sarana angkutan untuk sampah-sampah yang akan dikelola pabrik co-firing,” ujar Edi.

Baca juga: 7 Meriam Karbit di Tambelan Sampit Sambut Lebaran

Produksi sampah di Kota Pontianak saat ini hampir400 ton per hari. Volumen ini akan bertambah pada saat musim buah-buahan. Sementara tidak semua sampah itu mampu terkelola oleh bank sampah yang ada.

Sampah-sampah dari pasar tradisional kebanyakan masuk ke TPA. Edi menilai, adanya kerja sama dengan pihak swasta ini, akan membantu mengatasi persoalan sampah selama ini.

Kelola Sampah Pontianak

Raden Hidayatullah Kusuma Dilaga menyebut, pihaknya mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat. Satu di antara BUMN PLN grup memberikan solusi terkait produk energi baru terbarukan ini.

Baca juga: Asal Mula Kehadiran Komunitas NTT di Landak

“Selain sampahnya bisa hilang, juga bisa menjadi sebuah produk bahan bakar pengganti batu bara. Sehingga bisa untuk pembangkit listrik yang ada di Kalbar,” kata Raden Hidayatullah.

Pabrik co-firing rencananya berlokasi di TPA Batu Layang, Pontianak Utara. Hasil pengelolaan sampah ini untuk mendukung pembangkit listrik di Kota Singkawang. Sebab di kota itu, terdapat dua pembangkit listrik besar.

Raden Hidayatullah menjelaskan, pembangunan pabrik lengkap dengan teknologi dari Indonesia Power. Pabrik yang sudah ada di Kota Cilegon bakal menjadi percontohan.

Baca juga: Sebelum Lebaran, Penyaluran BLT di Pontianak Tuntas

“Di Cilegon, pabriknya masih dalam kapasitas kecil, 5 ton perhari. Sedangkan di Pontianak kita akan buat minimal 100 ton per hari,” papar Raden Hidayatullah.

Head of Research Innovation and Knowledge Management PT Indonesia Power, Mochamad Soleh, memaparkan data perbandingan. Dia menjelaskan, satu ton sampah yang diolah menghasilkan 300 kilogram bahan bakar. Angka ini memiliki nilai sekira 3.400 kilokalori perkilogram.

“Dari satu ton sampah terjadi penyusutan karena termasuk sampah basah. Menjadi bahan bakar yang sudah kering seberat 300 kilogram,” kata Soleh. (*/SVE)

Advertisement