Soal media tanam, Anton membuat campuran dengan komposisi tertentu. Di antaranya, tanah kuning yang memiliki kandungan zat besi tinggi, dicampur dengan pasir, sekam, dan bahan organik berupa kotoran kambing.
“Tanah kuning, tanah mineral yang biasa untuk bahan urug bangunan, itu kaya zat besi, yang sangat diperlukan tanaman anggur,” ujarnya.
Faktor kegalalan, tambah Anton, lebih disebabkan oleh aspek budidaya. Sebab, tanaman anggur sangat memerlukan perawatan, tidak bisa dibiarkan tumbuh sendiri.
“Saya juga menyarankan, bangunlah green house, rumah yang dari plastik itu, supaya lebih terjaga,” kata Anton.
Baca juga: Dayak Hibun Selenggarakan Ritual Mpokang Pedagi Abai Buo
Usaha Anton membuahkan hasil. Tanaman anggur ini tumbuh dan memberi nuansa segar bagi pekarangan rumahnya.
Teman dekatnya pun kerap mampir terdorong rasa penasaran dan ingin menyaksikan dari dekat tanaman ini. Juga, termotivasi untuk ikut menanam.
Anton menyarankan, kalangan ibu rumah tangga boleh mencoba aktivitas ini. Terlebih saat pandemi yang membatasi ruang gerak, memelihara tanam anggur dirasa cocok sebagai penyeling waktu. (RED)
Leave a Reply