Arsip

33 Perupa Hadirkan Kehidupan Tepian Kapuas

seni rupa pontianak
Berbagai hasil karya perupa ditampilkan dalam Festival Tepi Kapuas dan Pameran Seni Rupa di Rumah Cagar Budaya, Gg H Salmah, Kota Pontianak. Foto: Prokopim/ruai.tv
Advertisement

PONTIANAK, RUAI.TV – Puluhan pegiat seni rupa Kalimantan Barat (Kalbar), memamerkan hasil karya mereka di Festival Tepi Kapuas dan Pameran Seni Rupa, Jumat (17/03/2023). Seni rupa Pontianak lewat goresan kuas di atas canvas, mengisahkan kehidupan tepian Sungai Kapuas.

Hasil karya 33 perupa terpasang pada dinding ruangan di Rumah Cagar Budaya, Gg H. Salmah, Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara. Festival ini berlangsung selama 17-19 Maret 2023.

Tak sekadar ajang seni, kegiatan ini menjadi kesempatan kampanye penurunan angka stunting. Itu sebabnya, panitia mengusung tema “Menuju Pontianak Zero Stunting” untuk kegiatan ini.

Advertisement

Baca juga: Rumah Tua di Pontianak Ini Jadi Destinasi Wisata Baru

Selain menyaksikan pameran, mengikuti perlombaan, workshop seni, menonton film, peserta bisa berpartisipasi dalam penyuluhan kesehatan membahas stunting. Panitia mengatur jadwal kunjungan selama tiga hari pameran dalam rentang pukul 08.00 sampai 20.30 WIB.

Para perupa bersama kalangan swasta dan Pemerintah Kota, bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalbar untuk kegiatan tersebut.

Baca juga: Homestay Pontianak Tawarkan Nuansa Rumah Tua di Tepian Kapuas

Seni Rupa dan Stunting

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono membuka kegiatan ini sekaligus berkeliling menyaksikan karya para perupa. Dia menyebut, pameran seni rupa Pontianak telah mampu mengangkat kearifan lokal terutama kehidupan masyarakat tepian sungai.

Ada lukisan perahu dengan latar Masjid Jami’ di Kampung Beting, Pontianak Timur. Ada pula lukisan anak-anak mandi dan bermain di Sungai Kapuas.

Baca juga: Ada Homestay di Kampung Wisata Tepian Kapuas Pontianak

“Karya-karya ini mengajak para penikmat seni merasakan denyut nadi kehidupan tepian Sungai Kapuas yang sudah ada sejak dahulu,” ujar Edi Kamtono.

Memasukan pameran seni dengan isu stunting yang sedang mengemuka, memberi kesempatan semakin banyak orang bisa tercerahkan. Edi menyebut, agenda seperti ini bisa teragenda tiap tahun, bahkan menjangkau skala regional dan nasional.

Baca juga: Wisata Susur Sungai Kapuas di Pontianak, Bangkitkan Kenangan Masa Kecil

“Saya harap, festival dan pameran seni rupa yang mengusung tema Sungai Kapuas ini bisa terus berkelanjutan,” kata dia.

Menyinggung masalah stunting, Kota Pontianak telah mampu menurunkan angkanya. Dari semula 24,4 persen pada 2021, kemudian di tahun 2022 turun menjadi 19,7 persen.

Pemerintah kota melakukan upaya jemput bola untuk penanganan kasus stunting. Juga terus menggencarkan edukasi pencegahan sehingga prosesnya mulai dari kalangan keluarga. (*/RED)

Advertisement