JAKARTA, RUAI.TV – Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) di Jakarta menganugerahkan tropi “Terima kasihku KepadaMu” kepada Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) H Firli Bahuri, Senin (12/04/2021), di Kafe Hopeclat, di Gedung Permata Kuningan, Menteng Atas, Jakarta.
Tropi ini seharusnya sudah diserahkan acara Buka Tahun Bersama PWKI yang digelar secara daring, Sabtu (23/1/2021). Penyerahan kala itu masih ditunda, karena pandemi COVID-19 masih berada di puncaknya.
Peremuan langsung antara PWKI dengan Firli, baru bisa dilaksanakan satu hari sebelum bulan Ramadan yang dimulai Selasa (13/4/2021).
Baca juga: Meriam Karbit di Pontianak, Tahun Ini Tanpa Festival
Selain Firli, hadiri juga oleh Wakil Ketua KPK Lily Pintauli, dan beberapa alumnus Lemhannas PPSA XXI antara lain Ketua Umum Kadin Babel Thomas Jusman, Deputi Pengkajian Lemhannas RI Reni Mayerni, Taprof Lemhannas Edi Permadi, Pengusaha Lina SE dan dosen Universitas Mercu Buana Jakarta Caturida Meiwanto Doktoralina.
Dari pengurus PWKI, di antaranya Ketua PWKI Ovier Dengen Paluin dari BeritaSatu, Ketua Panitia Buka Tahun Bersama PWKI 2021 Mercy Tirayoh dari KompasTV, Fristian Griec presenter TVRI , Gora Kunjana dari Investor Daily, dan Penasihat PWKI A Magnus Putut Prabantoro dan Paulus Hutomo.
Firli menyampaikan kesannya, yang merasa terhormat atas tropi ini, meski tidak merasa telah memberikan sesuatu kepada PWKI.
Baca juga: 113 Pengunjung Hiburan Malam di Ketapang SWAB di Tempat
“Saya sudah menemukan kalimat terbaik untuk disampaikan kepada teman-teman. Kalimat terbaik berupa ungkapan yang ada dalam tropi yakni Engkau telah membuat negeri berwarna dan indah menjelaskan peran teman-teman ibarat seberkas cahaya yang mewujudkan indahnya pelangi,” kata Firli.
Tiga Pesan Ketua KPK
Saat acara buka tahun PWKI secara daring pada 23 Januari lalu, Firli menyampaikan tiga pesan. Acara itu diikuti ratusan wartawan Katolik di Indonesia, yang sebelumnya dimulai dengan Misa Kudus yang dipersembahkan langsung dari Vatican oleh Pastor Markus Solo Kewuta SVD, asal Indonesia yang bekerja di Kepausan.
Kala itu, Firli merangkai tiga pesannya: pertama, wartawan harus meyakini dalam berkarya Allah menyertai. Sebagai konsekuensinya, wartawan harus proaktif dan tidak pasif dalam melihat dan ikut menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Tanpa keyakinan ini, kita tidak memiliki roh atau spirit dalam bekerja.
Baca juga: Raisya Dadi: GOW Ingin Masyarakat Melawi Sehat
Kedua, ujar Firli, Indonesia membutuhkan wartawan terutama dalam masa pandemi ataupun bencana. Kata kunci bagi wartawan dalam melaksankan tugas dalam masa sulit ini adalah simpati dengan rela berkorban, solidaritas dan kebersahajaan.
Dengan ancaman tertular virus Covid, rela berkorban dan simpati adalah spirit yang perlu dibangun oleh wartawan dalam melaksanakan tugasnya. Jika wartawan tidak rela berkorban, penderitaan ini sulit akan teratasi karena tidak ada informasi yang masuk ke pemerintah.
Dan yang ketiga, wartawan harus menjadi sumber inspirasi bagi semua kalangan, baik bagi pemerintah yang menangani kasus Covid, masyarakat yang terpapar, masyarakat yang tidak terpapar dan juga masyarakat yang tidak mau tahu soal Covid.
Baca juga: 959 Anggota BPD Dilantik, Bupati Karolin: Bukan Orang Biasa
Dalam konteks ini, para wartawan tanpa terkecuali sedang melaksanakan amanat Undang-Undang yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, membangun sikap solidaritas dan gotong royong, serta sekaligus membangun sikap bersahaja. (*/SVE)
Leave a Reply