KAPUAS HULU, RUAI.TV – Para pengrajin tenun khas Dayak Iban tradisional masih berjuang mendapatkan pasar. Sebab sejak 20 tahun lebih menjadi pengrajin, belum kunjung mendapat pasar tetap.
Kain tenun bercorak tradisional dengan pewarna alami ini menjadi bagian usaha ekonomi kreatif pengrajin di Kabupaten Kapuas Hulu. Sebenarnya, posisi kabupaten ini yang berbatasan darat dengan Jiran Malaysia, mestinya memberi peluang produk mereka bisa merambah pasar manca negara.
Baca juga: Desa Wisata Tenun di Kapuas Hulu, Potensi Ekonomi Kreatif
Namun, harapan ini masih harus mereka perjuangkan. Sebab belum terbuka secara pasti peluang pemasaran secara rutin.
Satu di antara pengrajin, Susana, menuturkan, sudah menekuni pekerjaan menenun sejak tahun 2000. Dia bersama banyak rekan lain, melakukan pekerjaan itu sebagai warisan keterampilan turun-temurun.
Baca juga: Tempat Keramat di Kapuas Hulu Ini Diyakini Bisa Berikan Keturunan
Namun sayangnya, seringkali hasil kerajinan tenun khas Dayak Iban itu belum terserap pasar. Meski ada yang membeli, namun belum dalam jumlah besar.
“Masalah pemasaran memang menjadi kendala utama kami. Belum ada pembeli tetap. Belum ada pasar yang pasti,” ujar Susana, Sabtu (26/02/2022) dalam suatu kegiatan di wilayah Kecamatan Putussibau Utara.
Baca selanjutnya dengan klik pages 2 atau KLIK di SINI!
Leave a Reply