Selain mengakibatkan pencemaran lingkungan, buang sampah sembarangan bisa memunculkan permasalahan sosial. Seperti keberatan masyarakat terhadap kotornya lingkungan sekitar dan bisa saja memicu konflik.
Wahyu mengajak warga Desa Karimuntin menggerakkan kelompok usaha kecil menengah (UKM). Mereka bekerja sama menghasilkan produk berbahan dasar limbah menjadi pupuk kompos yang mendongkrak sektor ekonomi keluarga.
Baca juga: Hutan Kota, Pontianak Tanami 680 Pohon di Pembuangan Sampah
Sulitnya petani memperoleh pupuk, menjadi satu di antara faktor pendorong munculnya gerakan ini. Sebab, seringkali petani desa menghadapi kendala berupa investasi pupuk kimia yang mahal.
Kelompok yang Wahyu gagas, menawarkan pupuk buatan sendiri dengan harga bervariasi. Untuk pupuk kemasan 5 kilogram seharga Rp 40 ribu. Sedangkan untuk kemasan 10 kilogram dengan harga Rp 60 ribu.
Baca juga: 32 Guru di Delta Pawan Tambah Pengetahuan Lingkungan
Dia menuturkan kelompoknya memiliki omset Rp 5 juta hingga Rp 6 juta per bulan dari kegiatan ini. Tak hanya di desa mereka, produk pupuk itu telah merambah pasaran luar kabupaten bahkan provinsi.
“Pupuk kami sudah merambah Kabupaten Sintang, Kota Singkawang dan Pontianak, hingga Provinsi Kalimantan Tengah,” ujar Wahyu. (RED)
Leave a Reply