BENGKAYANG, RUAI.TV – Guru kontrak di Kabupaten Bengkayang, mengeluhkan honor mereka yang belum dibayarkan. Kini, penantian akan pembayaran gaji itu sudah memasuki bulan keempat.
Di antara guru kontrak, ada yang terpaksa berhenti mengajar dan “banting stir” mengerjakan aktivitas apa saja, untuk menghidupi keluarga.
Baca juga: 81 Ribu Butir Telur Ayam Ludes dalam Sepekan di Melawi
Ketua Guru Kontrak Daerah (GKD) Bengkayang, Lipus, menuturkan, ada anggotanya yang mengundurkan diri.
Sejumlah lainnya terpaksa harus bekerja mendulang emas atau ‘kerja dompeng’. Sebagian lagi harus menyadap karet dan berkebun. Sebab sebagian besar guru kontrak sudah berkeluarga dengan beban tanggungan cukup besar.
Wakil Ketua DPRD Bengkayang, Esidorus, Jumat (16/04/2021) mengungkapkan keprihatinanya atas masalah ini.
Baca juga: 100 Ton Rotan Hendak Diseludupkan ke Malaysia, Tertangkap di Perairan Ketapang
Namun, dia menjelaskan, keterlambatan pembayaran honor merupakan akibat penyesuaian regulasi di Pemerintah Daerah.
“Honor guru kontrak seharusnya dibayar tepat waktu. Tetapi saat ini memang ada sistem regulasi yang harus disesuaikan, sehingga mengakibatkan keterlambatan itu,” kata Esidorus.
Saat ini, penyaluran honor guru kontrak menggunakan Sistem Informasi Pengelolaan Daerah (SIPD). Perubahan dan penyesuaian ini berdampak pada realisasi anggaran di lapangan.
Baca juga: Ritual Nyabakng, Memandikan Tengkorak Pusaka
“Saya berharap semoga masalah ini segera dibenahi dan para guru kontrak menerima yang telah menjadi hak-nya,” kata Esidorus.
Belum dibayarkannya gaji itu berpangaruh kepada semangat rekan-rekannya dalam mengajar. Kondisi ini diakui Lupus, yang menambahkan, keterlambatan pembayaran honor sudah terjadi sejak Januari.
“Kami sudah menanyakan masalah ini langsung ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Jawabannya karena adanya penyesuaian regulasi, itu sebabnya terlambat,” ujar Lipus.
Baca juga: 615 Kasus Konfirmasi COVID-19 di Sanggau, 513 Sembuh
Lipus memaparkan, guru kontrak yang belum menerima honor tersebar di jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP. Jumlah keseluruhan guru kontrak di Bengkayang sekitar 400 orang.
“Sejak 2020 gaji guru kontrak selalu nunggak, bahkan pernah sampai enam bulan belum dibayarkan,” kata Lipus.
Besaran honor guru kontrak yang mengajar di kawasan dalam kota Rp 1,4 juta. Sementara guru yang mengajar di luar kota Rp 1,7 juta. Besaran honor disesuaikan dengan akses dan wilayah mereka mengajar. (RED)
Leave a Reply