Arsip

Hendrikus Adam Pulang Kampung untuk Selamanya, Ambulans RELLA Mengantar Pejuang Lingkungan Itu ke Peristirahatan Terakhir

Kerabat Hendrikus Adam berkumpul didepan Ambulans Relawan Lasarus ikut mendoakan almarhum sebelum menuju kampung halaman di Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak. (Foto/ruai.tv)
Advertisement

PONTIANAK, RUAI.TV – Hendrikus Adam telah menyelesaikan perjuangannya di dunia ini. Sosok yang selama ini dikenal sebagai pejuang lingkungan dan Direktur Eksekutif WALHI Kalimantan Barat itu menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa, 17 Juni 2025, setelah berjuang melawan sakit.

Kabar kepergiannya menggoreskan duka mendalam, tak hanya bagi keluarga dan sahabat, tetapi juga bagi masyarakat yang selama ini merasakan dampak dari perjuangannya di garis depan melindungi lingkungan dan hak-hak masyarakat adat.

Sebelum menuju tempat peristirahatan terakhirnya di kampung halaman, jenazah Adam disemayamkan di Rumah Duka Santo Michael, Jalan KH Wahid Hasyim 249, Pontianak. Tangis haru mengiringi doa dan ucapan selamat jalan dari para sahabat dan kolega.

Advertisement

Biasanya, Adam kembali ke Dusun Nahaya, Desa Amboyo Selatan, Kabupaten Landak, untuk berkumpul bersama keluarga atau terlibat dalam kegiatan masyarakat. Namun kali ini, ia pulang dalam keheningan, menuju keabadian.

Sirine ambulans milik relawan RELLA Kalimantan Barat memecah kesunyian, mengiringi perjalanan terakhir Adam. Mobil tersebut mengantarkan tubuh sahabat mereka ke tanah kelahiran, tanah yang selalu ia cintai dan bela dalam setiap perjuangan.

Gambar: Ambulans Relawan Lasarus (Rella) mengantar jenazah Hendrikus Adam menuju Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak. (Foto/ruai.tv)

Iin Irwansyah, kakak tingkat Adam semasa kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura, berdiri di antara para pengantar. Iin, yang kini menjabat sebagai Ketua RELLA Kalbar, turut mmengurusi Jenazah bersama rekan-rekan dan keluarga Adam.

“Ambulans RELLA siap mengantarkan jenazah sahabat yang juga saudara kami, Hendrikus Adam, ke kampung halamannya di Ngabang, Kabupaten Landak,” kata Iin dengan suara yang tertahan oleh duka.

Iin mengenang sosok Adam sebagai aktivis yang tidak pernah lelah membela masyarakat kecil, memperjuangkan lingkungan, dan menjaga nilai-nilai adat. Semasa kuliah, mereka berdiri dalam barisan yang sama dalam organisasi gerakan mahasiswa pencinta alam.

“Dia bukan sekadar adik tingkat di FISIP, Adam juga menjadi partner dalam gerakan. Sosoknya konsisten, hangat, dan setia pada perjuangan,” ucap Iin.

Kini, Hendrikus Adam telah tenang bersama sang Bapa di surga. Namun semangat dan warisan perjuangannya tetap hidup dalam ingatan banyak orang.

Ia mungkin telah pergi, namun suara dan langkahnya masih bergema dalam setiap deru sungai, desir angin hutan, dan jejak perjuangan yang ia tinggalkan. Selamat jalan, Adam. Perjuanganmu tetap abadi.

Advertisement