BENGKAYANG, RUAI.TV – Pengrajin rotan di perbatasan RI-Malaysia di Desa Sekida, Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang melakukan berbagai upaya untuk penjualan produk kerajinan. Di antaranya melalu cara alternatif denga media sosial.
Kepala Desa Sekida Kecamatan Jagoi Babang Sujianto menyebutkan semasa pandemi saat ini para pengrajin di wilayah pimpinannya tetap melakukan aktivitas.
Baca juga: Akan Bertambah, Pos Lintas Batas Negara di Kalimantan Barat
“Puji Tuhan, walaupun berjalan lamban tetapi kami setiap hari masih mendapat pesanan atau permohonan untuk pengiriman barang,” ujar Kades Sekida.
Kecamatan Jagoi Babang merupakan sentra produksi usaha mikro kecil menengah berbasis kerajinan tangan yakni kerajinan dari bahan rotan. Selain tikar atau bidai, bentuk kerajinan berupa gelang rotan, tas untuk menyimpan handphone, serta aneka tas perempuan.
Baca juga: Turun Drastis, Pendapatan Pengrajin Bidai Rotan di Perbatasan RI-Malaysia
Sujianto mengatakan, meskipun sedang menghadapi pandemi saat ini, para pengrajin tetap mendapat permintaan pesanan kerajinan rotan dalam bentuk apapun, yang dipasarkan melalui media sosial.
Seorang pengrajin, Ania, mengatakan, orderan melalui media sosial masih terbatas dari sekitaran desa dan di kawasan perbatasan di Jagoi Babang.
Baca juga: Suka Mendaki dan Berkemah, Tempat Ini Bisa Jadi Pilihan
“Biasanya ada dua tiga yang oder. Kalau jenis kerajinan berupa tas HP, kalau order minimal lima buah. Harganya Rp 80 ribu per buah, tapi kalau ambil banyak bisa lebih murah,” kata Ania. (ROB)
Leave a Reply