Banjir ini adalah yang ketiga kalinya terjadi pada awal tahun 2022. Saherman menduga, banjir yang kerap terjadi di wilayahnya ini akibat kondisi hutan sebagai penyangga air sudah tidak stabil, akibat aktivitas yang tak ramah lingkungan.
“Akibat curah hujan yang tinggi menyebabkan beberapa sungai yang ada di Kecamatan Nanga Mahap terutama Sungai Sekadau dan Sungai Mahap yang tidak mampu menampung debit air yang banyak. Disinyalir akhir-akhir ini sering terjadi banjir juga akibat hutan yang gundul,” jelasnya.
Baca juga: Pasutri Pontianak Divonis Bebas Dakwaan Penggelapan Rp 1 M
Meski belum ada warga yang mengungsi, Kades mengimbau agar masyarakat yang tinggal di dataran rendah atau pesisir sungai untuk meningkatkan kewaspadaan. Terlebih sepekan terakhir kondisi cuacara tak menentu.
Ada beberapa daerah rawan banjir di Kecamatan Nanga Mahap. Meliputi Desa Nanga Mahap di Dusun Tanjung dan Seberang Sekadau, Desa Batu Pahat, Teluk Kebau, Lembah Beringin, Tembesuk, Desa Landau Kumpai dan desa Karang Betung dusun Ensayang. (TS)
