Adat dan Peraga
Pada pelaksanaannya, sejumlah peraga adat juga mereka persiapkan. Seperti Ayam kampung 2 ekor terdiri ayam hidup dan mati. Tuak, nulang sepangkat (piring dua unit berisi beras), pulut, lengak, telur ayam kampung, pisang muda goreng, keribang atau sejenis ubi jalar, kacang hijau. Peraga adat itu sebanyak 7 macam, sebagai satu kesatuan dengan sebutan Pemeran.
Pemimpin upacara mengibas-kibaskan ayam kampung itu ke senjata yang akan perserta gunakan. Sambil menabur beras di sekitar lokasi. Kemudian menyembelih ayam menggunakan Mandau (senjata khas dayak). Darah ayam untuk memandikan senjata (sengkolan), juga untuk mencoleki panitia dan peserta menembak.
Baca juga: Begal Rp 74 Juta di Kubu Raya, Biayai Pacar Pulang ke Karawang
“Darah ayam ini untuk Datapetara, agar dia tidak mengambil darah atau Nyawa manusia,” ujarnya.
Setelah ritual adat ini diadakan, kejuaraan atau kegiatan boleh dilangsungkan. Sementara pantang yang wajib dilakukan hanya diterapkan kepada tukang Pomang, berupa dalam satu hari itu tidak boleh mandi. Jika pantangan itu dilanggar, maka cuaca tidak akan mendukung, seperti hujan.
Baca juga: Satu Buronan Kasus Korupsi Lahan Lapas Pontianak Tertangkap
Menurut Yohanes, adat Ba’pinta ini hanya dilakukan saat kegiatan-kegiatan perlombaan yang menggunakan senjata tajam atau senjata api, termasuk kejuaraan menembak ini. Hal itu juga menunjukan bahwa adat dan tradisi masyarakat di Bumi Lawing Kuari ini masih tetap dilestarikan hingga saat ini. (TS)
Leave a Reply