Dodol Labu Kuning
“Kita optimis, UMKM di Sambas dapat berkembang dan punya kualitas yang baik. Contohnya dodol di Desa Bekut ini. Produksinya sudah bagus dan sesuai standar jual baik dalam negeri maupun luar negeri,” sambungnya.
Untuk mendukung para UMKM kata Rofi, pemerintah daerah akan melakukan pendampingan di bidang perijinan. Dia ingin dodol ini berada di pasar yang tepat, misalnya toko-toko retail dan toko oleh-oleh khas Sambas yang punya nilai tinggi dan kompetitif.
Menurutnya, hal yang paling penting dari suatu produk jualan adalah pangsa pasar. Saat ini kata Rofi, pemerintah daerah sedang menjajaki bagaimana produk unggulan desa bisa masuk ke pasar yang potensial. Hal sederhana yang sudah dilakukan pemerintah adalah mempromosikan setiap produk unggulan lokal kepada tamu dari luar Sambas.
Baca juga: Kerajinan dari Limbah Kayu, Bupati Pesan 1.000 Buah
“Kita sudah komunikasikan dengan dinas terkait. Kualitas sudah oke. Tinggal legalitas saja bagaimana agar produk UMKM bisa masuk ke toko-toko yang representatif. Seperti retail dan sebagainya. Setidaknya, dodol labu kuning ini tidak hanya sekadar produk dari desa. Tapi juga punya nilai yang tinggi. Punya kaliber untuk dipajang di toko retail,” katanya.
Pemilihan labu kuning sebagai bahan baku dodol kata Rofi bukan tak beralasan, di Desa Bekut bahan baku labu kuning sangat melimpah. Apalagi labu kuning mudah dibudidayakan, pemerintah ingin menjadikan dodol labu kuning sebagai ikon Desa Bekut.
“Kita sudah mercancang dan masuk dalam RPJMD, bagaimana ke depan setiap desa punya prodak unggulan One Village One Product (OVOP), kita akan terus promosikan. Kita juga coba fasilitasi dari sisi finansial supaya mudah untuk pelaku UMKM mendapat modal. Kemudian pelatihan-pelatihan seperti ini juga akan kita gencarkan,” pungkasnya. (TS)
Leave a Reply