PONTIANAK – Kota Pontianak, Kalimantan Barat menjadi kota kelima setelah Solo, Ternate, Makassar, dan Denpasar digelarnya pawai obor Asian Para Games 2018, Rabu (19/9/2018).
Dipilihnya Pontianak sebagai salah satu kota perlintasan api obor, karena kota ini memiliki titik kulminasi, garis Khatulistiwa.
“Kalbar itu memiliki titik kulminasi. Jadi kulminasi itukan simbol. Nah di sini juga kita sedang menggelorakan semangat peduli disabilitas sekaligus mempromosikan kegiatan Asian Para Games 2018. Jadi nggak ada kota yang lebih tepat dari Kalimantan Barat ini,” ungkap Ketua Panitia Penyelenggara Asian Para Games (Inapgoc), Raja Sapta Oktohari, jelang pelepasan api obor di Pendopo Gubernur Kalbar.
Raja mengatakan, terpilihnya Kota Pontianak sebagai perlintasan api obor dalam even olahraga tertinggi kedua di dunia ini, tentu menjadi sejarah bagi Kalbar itu sendiri.
“Karena Kalbar menjadi salah satu kota yang dilewati oleh obor Asian Para Games. Dan Asian Pada Games sendiri merupakan yang pertama di Indonesia, dan yang ketiga di dunia,” terangnya.
Setelah dari Pontianak, api obor akan dibawa ke dua kota lainnya, dan selanjutnya kembali ke Jakarta untuk acara pembukaan Asian Para Games 2018. Api obor diambil dari api abadi yang berada di Mrapen, Jawa Tengah.
“Setelah ini ada Medan, Pangkalpinang baru setelah tanggal 30 September akan kita kembalikan ke Jakarta untuk dipersiapkan ke acara pembukaan Asian Para Games 2018 pada tanggal 6 Oktober,” kata Raja.
Di Pontianak, api obor Asian Para Games ini dibawa berkeliling, mulai dari Pendopo Gubernur Kalbar sampai ke Taman Alun Kapuas.
Acara dimulai dengan penyerahan api obor dari Ketua Umum Inapgoc Raja Sapta Oktohari kepada Gubernur Kalbar Sutarmidji. Selajutnya diserahkan kepada Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang (OSO).
Gubernur Kalbar Sutarmidji mengatakan, ada yang istimewa ketika api obor Asian Para Games berada di Pontianak. Karena di Pontianak adalah kota dengan pertemuan titik 0 derajat lintang utara dan selatan.
“Sehingga perjalanan obor terjauh maka sudah keliling dunia. Itu karena dia berada di Pontianak dan Tugu Khatulistiwa,” ujarnya.
Ia menyambut baik Pontianak menjadi perlintasan api obor. Sebab ini menjadi salah satu promosi Kota Pontianak itu sendiri.
“Karena dengan begini orang bisa mengenal Pontianak dan Kalimantan Barat. Dan insyaallah kami akan sangat memperhatikan saudara-saudara kita yang kita kenal dengan bagian dari kita dan penyandang disabilitas ini,” ucapnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Ketua DPD RI OSO memberikan semangat kepada para atlet Indonesia dalam Asian Para Games 2018.
“Selamat berjuang, selamat menjaga harga diri bangsa dan selamat kepada para atlet yang sebentar lagi berlaga,” ujarnya.
Iapun mendoakan khususnya untuk atlet Para Games asal Kalbar. Diketahui, Kalbar mengutus tiga atletnya dalam even olahraga bergengsi ini.
“Khusus untuk Kalimantan Barat saya doakan mendapat nilai yang maksimal apa yang bisa didapat,” harapnya.
Setelah diserahkah ke Ketua DPD RI, pengarakan api obor atau touch relay dilanjutkan ke Wakajagung Arminsyah ke Wahdina, Mayjend TNI Ahmad Supriyadi, Kapolda Irjen Pol Didi Haryono, Kajati Sugiyono, Erlansyah, Nania Idol, Brigjen Pol Imam Sugianto (Mabes Polri), Yenny Wahid, Ahmad Fauzi, Edi Rusdi Kamtono, yang dibawa hingga ke Taman Alun Kapuas Pontianak.
Di Asian Para Games 2018, ada 5 ribu atlet dan official yang terlibat. Sekirar 8 ribu volunter, 800 media Nasional dan Internasional, dan ada 1.100 diantaranya yang menggunakan kursi roda.(Red)
Leave a Reply