Dia menyebut pengalamannya pernah bekerja di lembaga social forestry development, mengenai pentingnya melibatkan masyarakat dengan pengelolaan hutan yang partisipatif. Karena itu, gerakan restorasi bumi harus menyertakan masyarakat.
Termasuk, menjadikan peran kaum perempuan sebagai aktor utama di tengah masyarakat. Paolus menilai, kaum perempuan ternyata lebih bersuara dan lebih didengar.
Dia juga menyinggung megenai masyarakat yang sudah menjaga hutan, namun masih belum menerima kompensasi atas pelepasan karbon dari hutan tersebut. Padahal, pelepasan O2 dari hutan yang terjaga telah membantu hutan Kalimantan sebagai paru-paru dunia.
Baca juga: Demi Vaksin, Warga Perbatasan RI-Malaysia Numpang Truk Polisi
Saat menutup paparan, Paolus Hadi membacakan dua buah pantun:
burung enggang terbang di rimba
rimba habis enggang pun pergi
sungguh sayang dan terasa iba
hutan habis karena kita semua
Baca juga: Musim Buah, Menunggu Durian Jatuh dari Pondok di Hutan
Pak Ahon suka tertawa
melihat uban saya putih semua
satu pohon sangat istimewa
ayo perempuan merdeka jaga semua. (SVE)
Leave a Reply