Arsip

Marak Pencatutan Nama Pejabat di Pontianak

judi online
Ilustrasi: unsplash.com/ruai.tv
Advertisement

PONTIANAK, RUAI.TV – Modus penipuan dengan mencatut nama para pejabat di Kota Pontianak masih cukup marak akhir-akhir ini. Para penipu memanfaatkan jaringan media sosial, seperti Facebook, Whatsapps, dan Instagram.

Para penipu ini juga menggunakan foto para pejabat untuk mereka pasang pada fitur profil media sosial. Sepintas, terlihat seperti akun asli milik pejabat yang namanya mereka catut.

Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Sekretariat Daerah Kota Pontianak, Urai Abubakar, Sabtu (03/12/2022), mengatakan, belakangan banyak beredar luas penipuan berkedok memberikan bantuan kepada pondok pesantren, rumah tahfiz, panti asuhan hingga rumah ibadah.

Advertisement

Baca juga: Komunitas Bugis di Pontianak Punya Rumah Adat

Para pejabat yang sering tercatut, seperti Wali Kota Edi Rusdi Kamtono, Wakil Wali Kota Bahasan, Sekretaris Daerah (Sekda) Mulyadi, hingga Ketua TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda Yanieta Arbiastutie.

“Kami tegaskan kembali kepada seluruh masyarakat untuk tidak mudah mempercayai apabila ada yang menghubungi dengan mengatasnamakan pejabat atau ASN, khususnya di Pemerintahan Kota Pontianak dengan tujuan memberikan bantuan sosial,” kata Urai Abubakar.

Urai Abubakar menyebut, penyaluran bantuan sosial dan lainnya oleh pemerintah kota, melalui surat resmi. Dan berhubungan langsung dengan instansi atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis terkait.

Baca juga: Pusat Kuliner Bakal Berdiri di Terminal Lawang Kuari

“Pemberian bantuan sosial juga tidak dipungut biaya apapun. Masyarakat diminta untuk menanyakan langsung ke Pemkot Pontianak apabila ada yang menghubungi mengatasnamakan pejabat dan akan memberikan bantuan sosial,” tegas Urai Abubakar.

Masyarakat harus menanyakan ke pemerintah kota, untuk memastikan apakah permintaan bantuan itu modus penipuan atau bukan.

Dia mengingatkan, modus penipuan dengan berbagai cara, kerap terjadi untuk memperdaya korban yang masih awam dengan teknologi komunikasi. Bahkan beberapa di antaranya melampirkan bukti struk transfer ke rekening bank dengan sejumlah nominal uang yang sebenarnya adalah hasil editan.

Baca juga: Pangkalan TNI AL Kalbar Diusulkan Bernama Pangsuma

Umumnya yang terjadi, pelaku mengirim struk bukti transfer dari ATM atau screenshot dari transaksi mobile banking. Ada nominal sejumlah uang pada struk itu, yang sebenarnya hasil editan, namun persis seperti asli.

Padahal, kata Urai Abubakar, pelaku tidak pernah mentransfer sejumlah uang untuk korban. Selanjutnya, pelaku menghubungi korban kembali dan mengatakan, terdapat kesalahan transfer.

Karena kelebihan nominal jumlah uang dan meminta korban mentransfer selisihnya. Korban yang tidak teliti, akan menurut saja ketika diminta mentransfer sejumlah selisih uang tadi. (*/RED)

Advertisement