Baca juga: 30 Tahun Institut Dayakologi, Ini Tujuh Kegiatan Utamanya
Dalam tema “Peran dan Tantangan Perempuan Adat dalam Pelestarian Budaya dan Alam” pada Senin (24/05/2021) melibatkan Andy Yentriyani (Ketua KOMNAS Perempuan), Nur Hidayati (Direktur EKNAS WALHI), Ansilla Twiseda Mecer (Ketua YKSPK) dan perwakikan Komunitas Iban Sebaruk dari Kabupaten Sanggau.
Narasumber lain adalah John Bamba, Dayakolog – Tokoh Kebudayaan Dayak Kalimantan, Mantir Pancur Kasih, J.J. Kusni – Sejarawan & Tokoh Kebudayaan Dayak Kalteng, Neilson Illan Mersyad – Cendikiawan Dayak Iban Universitas Kebangsaan Malaysia, Francis Wahono – Tokoh & Praktisi Ahli gerakan sosial Indonesia, dan Paul Suparno, SJ – Dosen USD Yogyakarta akan mempresentasikan tema “kedaulatan ekonomi rakyat berbasis glokalisasi kebudayaan lokal untuk pemerataan pembangunan & kesejahteraan masyarakat”.
Baca juga: Pemerintah Gencarkan Aplikasi Layanan, Warga Harus Melek Digital
Dalam bedah buku “Pantang Tunduk” akan sharing tentang alasan mendasar mengapa para aktivis CU Gerakan harus menuliskan pengalamannya, yakni Benyamin Efraim. Kemudian Aris Munandar sharing “catatan kritis dan motivasi penulisan gaya bebas bertutur: pengalaman sebagai editor buku pantang tunduk”.
Tampil sebagai pembedah yakni JJ. Kusni – penulis Kalimantan Tengah, Iwan Nurdin – Ketua Dewan Nasional KPA, Abdias Yas – Aktivis Sadog Pancur Kasih. Sebagai penanggap umum dari Borneo Institute, Palangkaraya yaitu Yanedi Jagau, dan aktivis CU Gerakan Filosofi Petani Kalimantan, Sunarto. (*/RED)
Leave a Reply