Arsip

136 Kepsek di Pontianak Dilantik, Sekolah Harus Lebih Teduh

pelantikan kepsek di Pontianak
Wali Kota dan Wakilnya, mengucapkan selamat kepada para kepsek yang dilantik. Foto: Kominfo/ruai.tv
Advertisement

PONTIANAK, RUAI.TV – Sebanyak 136 kepala sekolah (kepsek) di Kota Pontianak mengikuti pelantikan, Rabu (27/07/2022) di halaman Kantor Wali Kota. Dari jumlah itu, 109 di antaranya merupakan Kepala SDN dan 27 Kepala SMPN.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, meminta, para kepsek mampu menciptakan lingkungan sekolah yang teduh. Mengusahakan situasi yang hijau dengan aneka tumbuhan.

Dia menyakini, situasi sekolah yang hijau dan teduh mampu membuat para siswa betah belajar di skeolah.

Advertisement

Baca juga: 2 Pelajar Tewas, Tabrakan dengan Dump Truck di Dusun Embaong

“Buat sekolah seperti taman, agar segar dan teduh, serta jadi tempat bermain yang nyaman. Sehingga anak-anak jadi rindu dengan sekolah,” ujar Edi, setelah melantik para kepsek ini.

Sekolah negeri di lingkungan Pemerintah Kota, bakal segera menerapkan Kurikulum Merdeka. Wali Kota menegaskan, dalam pelantikan kepsek di Pontianak ini, agar siap melaksanakan kurikulum tersebut.

Kurikulum Merdeka bertujuan mengasah minat dan bakat anak sejak dini. Fokusnya lebih pada materi yang esensial, serta pengembangan karakter serta kompetensi peserta didik.

Baca juga: Dirjen Bimas Katolik Bekukan 2 Sekolah di Kalbar, Legislator Bereaksi Keras

Edi mengingatkan, pendidikan yang berkualitas tak sekadar menjelaskan pengajaran maupun pengetahuan tertulis. Tetapi juga harus mampu membangkitkan kreativitas serta kecerdasan peserta didik, terutama untuk menyelesaikan masalah.

“Dengan Kurikulum Merdeka, saya berharap para Kepsek dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Kurikulum Merdeka ini memberikan keleluasaan kepada daerah-daerah untuk mengembangkan kualitas pendidikan masing-masing, disesuaikan dengan potensi daerah tersebut,” papar Edi.

Baca juga: Cara Bayar Pajak di Pontianak, Pakai Aplikasi Ini

Para guru di era modern ini juga dituntut untuk bisa menyesuaikan perubahan budaya belajar. Terlebih ketika mengajar murid yang kini dikenal dengan sebutan Generasi Z dan Generasi Alpha.

“Apalagi sekarang sudah era metaverse. Beda dengan zaman kita dahulu. Situasi kemajuan era digital harus dimanfaatkan,” pinta Edi. (*/RED)

Advertisement