“Oh ya, jadi antara bupati dan wakil, solid sekarag, tidak ada masalah. Pandangan masyarakat bisa saja sepertinya bupati jalan sendiri, wakil jalan sendiri,” tegas Subandrio.
Dia menjelaskan, jarangnya dia tampil berdua di lapangan, karena menyongsong agenda politik lokal dalam beberapa waktu ke depan. Keduanya dari partai yang berbeda, sehingga saat ini sementara harus juga bekerja untuk partai masing-masing.
Subandrio menyebut, perhelatan Pilkada tinggal 27 bulan. Sementara ada 87 desa yang harus mereka kunjungi. Itu sebabnya, dia dan Aron tak bisa selalu bersama-sama, karena memiliki target tersendiri.
Baca juga: Ricuh, Musyarawah KONI di Sekadau
“Kalau beriringan terus seperti bebek, tidak akan ketemu 27 bulan ke 87 desa. Kami sudah sepakati itu. Waktu pilkada yang lalu juga begitu, saya sendiri, bupati sendiri. Masing-masing mengejar konstituennya, mana yang bupati masuk, mana yang wakil,” papar Subandrio.
Dalam hitungan Subandrio, jika sebulan bisa mengunjungi tiga desa, maka target 87 desa bisa mereka penuhi dalam kurun 27 bulan. Karena itu, dia menilai wajar untuk saat ini masyarakat jarang melihat dia dan Aron ke lapangan bersama-sama. (RED)
Leave a Reply