Arsip

Wartawan Katolik Temui Dubes Vatican untuk Indonesia

wartawan Katolik
Delegasi wartawan Katolik bersama Dubes Vatican untuk Indonesia. Foto: IST/ruai.tv
Advertisement

JAKARTA, RUAI.TV – Rombongan Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) menemui Nuntius Apostolik atau Duta Besar Vatican untuk Indonesia, Mgr Piero Pioppo, Selasa (03/01/2023) di Jakarta. Pendiri dan penasihat PWKI, AM Putut Prabantoro memimpin rombongan ini.

Rombongan wartawan Katolik bersama Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, mantan Duta Besar Indonesia untuk Vatican, L. Amrih Jinangkung serta Pastor Yustinus Sulistiadi dari Paroki Cilangkap, Jakarta.

Kehadiran PWKI terutama untuk menyatakan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Paus Emeritus Benedictus XVI. Paus Emeritus meninggal dunia pada 31 Desember 2022, dan dimakamkan 5 Januari 2023.

Advertisement

Mgr Piero Pioppo mengungkapkan rasa bahagianya atas kunjungan ini. Sekaligus, Nuntius mengapresiasi PWKI telah diterima Paus Fransiskus pada 16 November 2022 lalu.

Baca juga: Paus Terima Hadiah Istimewa dari Wartawan Katolik Indonesia

Ketua Delegasi PWKI Ke Vatikan, Mayong Suryolaksono menginformasikan terkait kunjungan resmi ke Vatikan itu. Mayong menngungkapkan rasa sukacita PWKI dapat berkunjung ke Vatikan dan karenanya dapat menunaikan tugas mereka sebagai jurnalis dalam mendukung perdamaian dan harmoni.

“Saya gembira jurnalis Katolik Indonesia dapat diterima Paus Fransiskus. Melalui foto-foto yang ada, saya dapat melihat rasa bahagia tampak sekali pada raut wajah Anda semua waktu itu, dan juga senyum Paus yang bahagia saat menerima Anda sekalian. Dan rasa bahagia itu masih tampak di wajah Anda malam ini,” tutur Mgr Piero Pioppo sambil senyum hangat.

Nuntius memuji kehendak baik delegasi PWKI dalam menjelaskan kepada Bapa Suci semua upaya dari pihak media dalam memfasilitasi, melalui misi mereka, rasa saling pengertian dan toleransi, serta usaha untuk kebaikan bersama bagi semua anggota masyarakat Indonesia.

Baca juga: Pertemuan Wartawan Katolik dengan Pejabat Vatican

“Apapun tugas yang menjadi panggilan kita, kasih haruslah menjadi dasar bagi perbuatan kita. Demikian pula untuk para jurnalis,“ tegas Nuntius.

Kepada wartawan, Msgr Piero Pioppo menyarankan mempersiapkan artikel harus dengan kasih sejati bagi masyarakat kita. Dan diingatkan juga oleh Nuntius Apostolik itu terkait perkataan terakhir Paus Benediktus, beberapa jam sebelum kematiannya, yakni “Yesus, aku mencintaimu.”

Agar kebahagiaan PWKI menjadi lengkap, Nuntius akan memberitahukan pertemuan ini kepada Paus Fransiskus. Sehingga Paus dapat mendoakan dan menyemangati para wartawan dalam melaksanakan kewajiban hariannya.

wartawan Katolik
Foto bersama delegasi Wartawan Katolik bersama Dubes Vatican untuk Indonesia dan Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo. Foto: IST/ruai.tv

Wartawan Katolik

Nuntius menurutkan, bangsa Indonesia memiliki tiga kekayaan, yakni kerendahan hati, kebaikan, dan kelemahlembutan. Anugerah itu dapat berkontribusi dalam membangun bangsa Indonesia dan juga memelihara semangat persaudaraan termasuk persaudaraan di antara negara-negara tetangga.

Mgr Pioppo menekankan bahwa Gereja Katolik dan semua gembalanya, secara khusus Kardinal Suharyo, dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) saat ini, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, memiliki pelayanan berharga dan penting demi kebaikan bersama di Indonesia.
Juga, dengan bekerja sama dalam persekutuan bersama pemerintah untuk memelihara damai dan kesejahteraan bangsa, dan juga untuk negara-negara ASEAN.

Baca juga: Ritual Dayak Sambut Dubes Vatican di Sanggau

Khususnya di komunitas ASEAN, menurut Mgr Piero Pioppo, penting bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan perdamaian dan menciptakan saling pengertian di kawasan untuk berdialog, sikap terbuka satu sama lain.

Nutinus mengingatkan tentang ajaran almarhum Mgr. Albertus Soegijapranata SJ, yang berkata: “Jika kita benar-benar Katolik sejati sekaligus kita juga patriot sejati. Karenanya, kita adalah 100 persen patriot karena kita adalah 100 persen katolik.” Ajaran itu populer dengan ungkapan “100 persen Katolik, 100 persen Indonesia. (*/RED)

Advertisement