KAPUAS HULU, RUAI.TV – Panen raya ikan konsumsi di Danau Lindung Pengelang menjadi saat yang ditunggu-tunggu oleh Kapolda Kalbar, Irjen Pol Pipit Rismanto. Danau Lindung Pengelang berada Desa Teluk Aur, Kecamatan Bunut Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu.
Panen raya ikan konsumsi di Danau Lindung Pengelang berlangsung pada Minggu (07/05/2023). Selain Kapolda Kalbar, ikut serta Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus. Mereka tiba di Putussibau, dengan penerbangan menggunakan helikopter dari Pontianak.
Dari Putussibau, mereka meneruskan perjalanan melalui jalur sungai menggunakan speed boat, menuju Desa Teluk Aur. Bersama para nelayan, rombongan ini ikut menangkap ikan menggunakan pukat.
Baca juga: Pelajar Kelas V SD Operasikan Chainsaw, Puluhan Warga Royong Gedung Sekolah
Di antara ikan konsumsi yang mereka tangkap jenis ikan lais. Selain menikmati masakan berbahan ikan, mereka juga melakukan pelepasliaran 10 ekor ikan arwana di danau itu.
“Kegiatan ini yang saya tunggu-tunggu. Saya mau juga pergi ke kampung-kampung,” ujar Pipit Rismanto.
Panen Raya Ikan
Dia mengajak masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan Danau Pengelang dan Sungai Kapuas. Sebab kawasan ini masih menjadi sumber pangan berupa ikan air tawar.
Baca juga: Sekda Diperiksa 3 Jam Terkait Korupsi IPAL
“Jangan sampai ada masyarakat yang melakukan mencari ikan dengan cara yang tidak baik. Jangan sampai tercemar, agar ikan di sini bisa berkembang biak. Kita yang mengkonsumsinya juga sehat,” kata Pipit Rismanto.
Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan mengatakan, panen raya di tempat ini terjadi rutin setiap tahun. Tahun ini, dia menyebut, panen raya ini istimewa dan bersejarah.
“Menjadi peristiwa bersejarah, karena baru kali ini Kapolda Kalbar ikut kita melaksanakan panen raya ikan bersama kami,” kata Bupati Fransiskus.
Baca juga: Tugu Perdamaian Kerajaan Hulu Aik, Tempat Sakral Penghindar Bala
Danau Lindung tersebut menjadi sumber ekonomi lokal. Dari hasilnya, warga mampu mendirikan gedung sekolah. Karena itu, Fransiskus minta, agar masyarakat selalu menjaga kawasan lindung tersebut.
“Karena di luar danau lindungi banyak aktivitas masyarakat yang merugikan kita. Ada yang alat tangkapnya menggunakan cara-cara yang tidak baik, seperti alat sentrum,” sebut Fransiskus. (RED)
Leave a Reply