Sementara itu, Kepala BKSDA Provinsi Kalimantan Barat, RM Wiwid Widodo, memberikan apresiasi kepada Polresta Pontianak Kota, karena perdagangan satwa liar khususnya dilindungi menjadi atensi Kapolri setelah narkoba.
“Hal yang sangat menyengsarakan karena memang satwa liar menjadi kedaulatan bangsa,” ujarnya.
Lanthanotus Borneensis adalah satu di antara tujuh biawak di dunia, yang tidak memiliki telinga. Endemiknya hanya ada di Kalimantan, dengan sebaran di perbatasan Sarawak dan sebagian Kalimantan Barat.
“Di Kalimantan Timur belum tentu ada, di Kalimantan Tengah belum tentu ada, itu yang disebut endemik,” ungkapnya.
“Kenapa statusnya menjadi satwa yang dilindungi, satu dia ini jenis biawak yang tidak punya telinga, dua kulitnya keras, punya sisik bergerigi, artinya apa, Lanthanotus Borneensis menjadi indikator kesuburan tanah. Indikator kesuburan tanah adalah 1,8 hektare. Kalau tidak ada satupun Lanthanotus di situ, artinya tidak subur lagi di situ,” sambungnya.
Baca di halaman berikutnya…
Leave a Reply