NGABANG – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar bersama Pemerintah Kabupaten Landak akan berkolaborasi dalam pengembangan potensi yang ada di Cagar Alam (CA) Gunung Nyiut. Salah satu potensi yang akan dikembangkan tersebut diantaranya adalah dengan membangun stasiun penelitian (riset) di kawasan tersebut.
Rencana membangun stasiun riset tersebut diungkapkan Kepala BKSDA Kalbar, Sadtata Noor Adirahmanta saat bertemu Bupati Landak dr Karolin Margret Natasa dan sejumlah instansi lainnya saat memaparkan potensi CA Gunung Nyiut dan CA Mandor di Kantor Bupati Landak, Selasa (12/9/2019).
“Rencana akan membangun stasiun riset, yang nantinya akan dipromosikan kepada universitas dan peneliti, bahwa di daerah tersebut ada potensi penelitian,” ujar Sadtata, Selasa.
Meski proses pembangunan stasiun riset tersebut belum dimulai, namun sudah mulai dilakukan kajian. Sehingga diharapkan nantinya stasiun riset tersebut bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal tersebut, sebut Sadtata, diharapkan bisa sejalan dengan upaya pemerintah Kabupaten Landak untuk membuka jalan bagi masyarakat yang tinggal di kawasan lindung tersebut.
“Kita bisa bersama-sama mengupayakan pembangunan jalan itu bisa terwujud, tapi tolong, hutannya di jaga,” jelas Sadtata.
Kawasan CA Gunung Nyiut sendiri, memiliki keanekaragaman hayati yang sangat melimpah, karena terdapat banyak tumbuhan langka seperti Raflesia Tuanmudae dan beraneka satwa yang juga merupakan habitat burung Enggang Gading dan Orangutan. Sehingga, dengan adanya orang yang datang melakukan penelitian di kawasan tersebut, bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Masyarakat bisa menjadi pemandu peneliti, menyiapkan akomodasi dan konsumsi dengan tarif yang mereka tentukan sendiri, sehingga dengan sendirinya masyarakat juga akan mempunyai rasa memiliki terhadap hutan dan menjaganya, karena sudah menjadi bagian mata pencaharian mereka,” ungkapnya.
Penamaan CA Gunung Nyiut diambil dari nama gunung yang ada di kawasan tersebut, yang merupakan gunung tertinggi di Kalbar dengan ketinggian 1.701 Mdpl. Gunung Nyiut terbentuk oleh aktivitas vulkanologi purba yang terjadi berabad abad yang silam.
Gunung Nyiut ditetapkan sebagai cagar alam sesuai dengan SK Menteri Kehutanan RI Nomor 936/Menhut-II/2013 dengan luasan mencapai 124.500 hektar yang meliputi tiga kabupaten, yaitu Landak, Bengkayang dan Sanggau.
Saat ini, BKSDA Kalbar sudah melaksanakan pendampingan di dua desa yang masuk dalam kawasan CA Nyiut, yaitu di Dusun Tauk dan Dusun Engkangin, Desa Engkangin, Kecamatan Air Besar.
Pendampingan yang dilakukan diantaranya program Pelayanan Usaha Berbasis Konservasi, dengan mengajak masyarakat untuk bertani tanaman argoforestry, produk sayuran organik (non-pestisida) dan peternakan.
Ditempat yang sama, Bupati Landak dr Karolin Margret Natasa berharap program yang dijalankan oleh BKSDA Kalbar ini bisa berkelanjutan, sehingga masyarakat bisa mandiri dan bisa memahami cara kerjanya. Karolin juga berharap program tersebut bisa sejalan dengan program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang tentu saja bisa berdampak dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Yang lebih ditekankan adalah bagaimana BUMDes membimbing sehingga masyarakat bisa mengelola potensi yang ada,” ucap Karolin.
“Kita memang belum bisa memaksakan sesuatu yang baru, tapi bisa mengoptimalkan apa yang sudah familiar di masyarakat, sehingga masyarakat juga terlibat dalam pengelolaannya,” pungkasnya. (Red).
Leave a Reply