PONTIANAK – Potensi sumber energi baru terbarukan di Kalimantan Barat untuk menghasilkan listrik sangat besar. Bioenergi diyakini menjadi salah satu sumber energi pembangkit listrik ramah lingkungan di Kalimantan Barat.
Bahasan tentang bioenergi ini menjadi tema utama seminar sehari yang digelar oleh PLN bersama Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI) di Pontianak, (26/2). Dengan menghadirkan nara sumber kompeten dari pemerintah sebagai regulator, PLN, dan para pelaku usaha listrik swasta di Kalimantan Barat.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Barat, Agung Murdifi menyatakan, potensi energi baru terbarukan terbesar yang ada saat ini berasal dari bioenergi.
“Kalimantan Barat lekat sekali dengan bioenergi. Luas lahan sawit di Kalbar mencapai 1.312.517 Ha atau setara dengan 64% dari total lahan perkebunan yang ada. Potensi semestinya kita optimalkan untuk memperoleh energi yang ramah lingkungan serta terjangkau bagi masyarakat,” jelas Agung.
“Sudah ada pengembang yang membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik baik tenaga biomassa maupun biogas di Kalimantan Barat. Ada pembangkit listrik biomassa Rezeki di Siantan 10 MW dan excess biomass 3,5 MW di Ketapang,” lanjut Agung.
Menurut Agung, seminar ini merupakan wujud komitmen PLN untuk menggali potensi sumber energi baru dan terbarukan (EBT) yang ada di Kalimantan Barat, mulai dari energi mikro hidro, biomassa, biogas, hingga tenaga surya.
“Saya melihat potensi EBT di Kalbar ini cukup berlimpah, sementara minat pelaku usaha untuk berinvestasi dibidang ketenagalistrikan juga cukup tinggi,” ujar Agung.
“Upaya optimalisasi penggunaan EBT di Kalbar selain akan membantu meningkatkan penggunaan bauran energi terbarukan secara nasional juga tentunya akan memberikan manfaat bagi peningkatan perekonomian masyarakat di Bumi Khatulistiwa ini. Untuk itu diperlukan perhatian dan keseriusan dari berbagai pihak, baik pemerintah, tokoh masyarakat maupun lembaga legislatif serta institusi terkait lainnya,” pungkas Agung.
Sementara itu Ketua Umum DPD MKI Kalimantan Barat, Ariyanto Sardinata menyataan, kegiatan seminar sehari ini sebagai upaya mendukung implementasi bioenergi guna memaksimalkan EBT untuk kelistrikan di Kalbar.
“Harapan kami seminar ini tidak saja memberikan pencerahan bagi para peserta namun dapat diimplementasikan serta menjadi pengidentifikasian masalah dalam mencari solusi proses percepatan pembangunan kelistrikan di Kalbar,” jelas Ariyanto.
“Seminar yang digelar ini memberi dampak positif bagi kebijakan yang bermuara pada regulasi yang tercerminkan dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik,” imbuh Ariyanto.
Seminar bioenergi dibagi dua sesi. Sesi pertama membahas regulasi dan program EBT di Indonesia, dengan menghadirkan nara sumber antara lain; Ditjen EBT dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan, dan Ketua Bidang EBT dan Konservasi Energi MKI Pusat.
Sesi kedua membahas implementasi bioenergi sebagai potensi EBT di Kalimantan Barat, dengan menghadirkan nara sumber antara lain; Ketua Bidang Pengembangan Investasi Listrik Swasta MKI Kalbar, Direktur PT. Radian Utama Interisco Tbk, Direktur PT. Rezeki Sejahtera Perkasa Lestari, dan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Peserta seminar terdiri dari perwakilan Pemda Kalbar, pengurus dan anggota DPP dan DPD MKI Kalbar, para pelaku usaha, Perbankan, tokoh adat dan tokoh masyarakat, asosiasi usaha kelistrikan, akademisi, anggota legislatif, dan media. (Red).
Leave a Reply