Foto: Ketua Lala Lolang Basua’ (LLB) Tampun Juah, Krissusandi Gunui’ mendampingi Ketua Dekranasda Kabupaten Sanggau, Ny Arita Apolina Paolus Hadi saat melihat hasil Tenun masyarakat Iban Sebaruk. (Foto/Bobi)
SANGGAU, RUAI.TV – Lala Lolang Basua’ (LLB) Tampun Juah menggelar seminar dan pameran karya revitalisasi pengetahuan lokal menenun masyarakat adat dayak Iban Sebaruk, Kampung Sungai Sepan, esa Malenggang, Kecamatan Sekayam, di Kota Sanggau, Kamis, (12/10/2023).
Acara tersebut dibuka secara simbolis oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Sanggau, Ny Arita Apolina Paolus Hadi.
Kegiatan seminar dan pameran karya revitalisasi pengetahuan lokal menenun masyarakat adat dayak Iban Sebaruk ini dilakukan untuk memperkenalkan hasil kreaktivitas kerajinan tangan menenun sebagai budaya kearifan lokal masyarakat Kampung Sungai Sepan, Desa Malenggang kepada masyarakat luas melalui dinas dan intansi terkait yang nantinya akan membantu mempromosikan penjualan kain hasil tenunan masyarakat tersebut.
Ketua Dekranasda Kabupaten Sanggau, Ny. Arita Apolina Paolus Hadi, mengatakan, pihaknya tentu sangat mendukung hasil karya tenun masyarakat dayak Sub Suku Iban Sebaruk agar mempermudah proses penjualan.
“Selain itu, kami (Dekranasda) bersama Pemerintah Kabupaten Sanggau akan terus berupaya membantu masyarakat yang memiliki potensi karya menenun seperti ini” kata Ny Arita Apolina Paolus Hadi.
“Tentu, kita akan lakukan pembinaan sehingga aktivitas menenun ini bisa terus dilakukan oleh masyarakat kampung Sungai Sepan secara berkelanjutan guna meningkatkan perekonomian masyarakat setempat,” sambungnya.
Sementara itu, Ketua Lala Lolang Basua’ (LLB) Tampun Juah, Krissusandi Gunui’, mengatakan, melalui kegiatan seminar dan pameran hasil karya menenun masyarakat dayak Iban Sebaruk ini diharapkan bisa menyebar dan banyak diminati oleh masyarakat luas.
“Selain itu, kami juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten Sanggau agar bisa membantu masyarakat Sungai Sepan dalam melakukan karya menenun baik itu sarana fasilitas yang digunakan untuk menenun,” ujarnya.
Karena, kata Gunui’, tradisi menenun di wilayah Sungai Sepan ini hampir punah karena orang yang memiliki keahlian menenun tersebut sudah meninggal dunia dan sisa satu orang saja lagi.
“Nah, sekarang ini satu orang tersebut yang melatih masyarakat lainnya agar aktivitas menenun bisa dilakukan oleh generasi muda juga,” pungkasnya. (Bobi)
Leave a Reply