KAYONG UTARA – Viralnya Celotehan Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji di sejumlah media di Kalbar yang menyinggung Bupati Kayong Utara tak serius menangani Covid-19 dan Kadinkes Kayong Utara yang dituding hanya Asah Batu, membuat Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kayong Utara, Bambang Suberkah gerah dan angkat bicara mengklarifikasi pernyataan Gubernur tersebut.
Lewat aplikasi WhatsApp , Sabtu (30/1/2021), Bambang Suberkah menepis pernyataan Gubernur yang mengatakan bahwa Kayong Utara tak serius menangani Covid-19, serta malas mengirimkan sampel Swab kepada Pemerintah Provinsi Kalbar. Bambang Suberkah pun membeberkan data sampel swab yang dikirim Kayong Utara di Bulan Januari 2021 ini.
“Katenye Kayong nggak pernah kirim sampel swab, nyatenye, Kayong tetap ade ngirim, meskipun nggak sebanyak yang diminta, saya selalu ingatkn dengan kawan-kawan Faskes tentang target sampel swab, Minggu pertama 2 sampel, Minggu kedua=59 sampel, Minggu ketiga=27 sampel dan Minggu keempat ini=58 sampel, jadi total 149 sampel dalam sebulan, Itu data pengiriman sampel swab bulan Januari 2021,” beber Bambang yang dulu pernah menjadi staf Sutarmidji saat menjadi Walikota Pontianak.
Kemudian, Bambang Suberkah berfikir , justru mungkin Kepala Dinas Kesehatan Provinsi yang tidak menyampaikan data tersebut kepada Gubernur.
“Kadinkes Provinsinya mungkin tidak menyampaikan ke bossnya,” ujar Bambang.
Kemudian Kadinkes Kayong Utara juga menepis tudingan Gubernur yang mengatakan bahwa dirinya hanya Mengasah Batu Akik, Ia mengatakan selama menjadi Kadinkes di Kayong Utara bahan batu akiknya saja tak pernah dilihatnya, ia juga mengingatkan Gubernur, bahwa saat ini sudah bukan musim Batu Akik lagi.
“Katenye saye kerjenye ngasah batu, gimana mau ngasah, wong bahan batunya jak selama saye di Kayong belum pernah ngeliatnye, beliau mungkin lupa bahwa musim batu akik sudah selesai jauuh hari sebelum pandemi Covid-19 bahkan sebelum saye jadi Kadiskes KKU” ujar Kadinkes KKU ini.
Bambang Suberkah juga Kembali mengingatkan, bahwa tolak ukur keberhasilan penanganan Covid-19 tidak hanya diukur dari jumlah pengiriman sampel Swab, ia juga mempertanyakan berapa jumlah pasien Covid-19 asal KKU yang dirawat di Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Kalbar, sehingga bisa disimpulkan Kayong Utara menjadi beban buat pemerintah Provinsi.
“Keberhasilan penanganan Covid-19 harusnya jangan hanya dilihat dari jumlah pengiriman sampel swab, pernah ngak Kadiskes Provinsi (Harisson) menghitung berapa banyak sih warga KKU yang dirawat karena Covid-19 di rumah sakit rujukan di Kalbar….?, Kalo udah dihitung baru bisa menilai KKU ini jadi beban bagi Prov Kalbar atau tidak..?,” tuturnya.
Dilanjutnya, “Saye kira nggak ada satupun bupati yg tidak serius dalam menangani pandemi ini, kalo ada kabupaten yg dinilai kurang, harusnya ditanyakan apa sebabnya, terus disuport bukan malah disemprot…!” harap Bambang Suberkah.
Bambang Suberkah juga kembali mengingat saat Kayong Utara sempat diragukan oleh pemerintah Provinsi terkait data Covid-19 Kayong Utara yang menunjukan zona Hijau pada pertengahan tahun lalu, bahkan ia menyambut baik jika Provinsi ingin melakukan Swab massal di Kayong Utara.
“Dulu waktu KKU zona hijau selama berbulan bulan dicurigai, diturunkanlah tim prov untuk rapid massal, hasilnya..? Tak ada satupun yang positif, sekarang KKU zona kuningpun diragukan, ada rencana mau turunkan tim untuk swab massal. ? Saye senang kalo itu betul betul dilaksanakan,” tantang Kadinkes KKU. (Julizal).
Leave a Reply