Semangat Persaudaraan
Selama ini, Paus Fransiskus selalu memerjuangkan semangat persaudaraan, perdamaian, toleransi, serta menjaga kerukunan antar-umat beragama.
Lewat Dokumen Abu Dhabi (The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together) yang ditandatangani 4 Februari 2019 oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar al Ashar, Mesir, Ahmad al-Tayyib di Abu Dhabi, misalnya, kedua pemimpin agama itu mengajak seluruh umat beragama untuk membangun dan memelihara persaudaraan dan perdamaian.
Dokumen Abu Dhabi ini menjadi peta jalan yang sungguh berharga untuk membangun perdamaian dan menciptakan hidup harmonis di antara umat beragama. Selain itu juga berisi beberapa pedoman hidup bersaudara yang harus disebarluaskan ke seluruh dunia.
Lalu lewat ensiklik “Fratelli Tutti” yang artinya “kita semua adalah saudara”, Paus mengingatkan kita semua bersaudara.
Ensiklik ini bertujuan untuk mendorong keinginan akan persaudaraan dan persahabatan sosial. Pandemi Covid-19 menjadi latar belakang ensiklik ini. Kedaruratan kesehatan global telah membantu menunjukkan bahwa “tak seorangpun bisa menghadapi hidup sendirian” dan bahwa waktunya sungguh-sungguh telah tiba akan “mimpi sebagai satu keluarga umat manusia” di mana kita adalah “saudara dan saudari semua”.
Gagasan ini sangat penting bagi sejarah umat manusia pada zaman ini.
Paus juga sangat peduli pada penyelamatan lingkungan. Lewat ensiklik “Laodato Si” (Terpujilah Engkau) Paus mengingatkan bahwa “Ibu Bumi sebagai rumah bersama” yang harus dirawat dam dijaga. Ini adalah seruan profetik pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang disandarkan pada ajaran keimanan Katolik.
Dalam hal perdamian dunia, tak henti-hentinya Paus menyerukan dihentikannya peperangan. Sebab, kata Paus, perang adalah kejahatan kemanusiaan. Perang bukan jalan untuk menyelesaikan persoalan. Maka Paus terus menyerukan dihentikannya perang di Israel-Palestina dan Rusia – Ukraina. (RED)
Leave a Reply