Arsip

Sepanjang 2018, Polda Kalbar Tangkap 10.711 Pelaku Kejahatan

Advertisement

KALBAR – Sebagai bentuk pertanggungjawaban Polda Kalbar terhadap publik terkait penanganan kasus hingga pengelolaan anggaran, Kapolda Kalimantan Barat, Irjen Didi Haryono menggelar Konferensi Pers Akhir Tahun 2018, di Balai Kemitraan Polda Kalimantan Barat, Senin (31/12/) pukul 20.00 WIB.

“Organisasi Polri adalah organisasi publik non profit sehingga memang harus dilaksanakan dalam rentang waktu 1 tahun di 2018 yang tepat hari ini tanggal 31 Desember malam yang tinggal beberapa jam lagi kita akan mengakhiri 2018 ini,” ujar Kapolda Kalbar saat memimpin Konferensi Pers.

Kegiatan ini dihadiri oleh Gubernur Kalbar, Sutarmidji, Pangdam XII Tanjungpura, Mayjen Achmad Supriyadi, Kepala BNN Provinsi Kalbar, Brigjen Pol Suyatmo, yang mewakili Danlanud, yang mewakili Danlantamal, Kejati Kalbar, Baginda Polin Lumban Gaol, Forkopimda Kalbar dan awak media.

Advertisement

Dalam pelaksanaannya Kapolda Kalbar memaparkan kinerja Polda Kalbar dari Januari hingga Desember 2018. Mulai dari aspek tugas pokok dan fungsi, bidang pembinaan dan logistik, bidang anggaran, bidang oprasional, operasi kepolisian dan pencapaian-pencapaian Polda Kalbar yang positif.

“Polda Kalbar melakukan tugas-tugas secara proaktif guna meningkatkan rasa aman serta memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Alhamdulillah dalam satu tahun ini berjalan dengan lancar tentunya bersama-sama dengan stakeholder dan seluruh komponen masyarakat,” ucap Kapolda.

Di bidang pembinaan, Kapolda menyampaikan Daftar susunan Personel Polda Kalbar tahun 2017 baru terpenuhi sebanyak 10.451 personel. Ditahun 2018 personel Polda Kalbar mengalami penurunan sebanyak 9 personel jadi 10.442 personel, dimana personel tersebut tersebar di seluruh wilayah Kalbar.

”Adapun sebaran personil tadi 10.451 ditahun 2017 dan 10.442 ditahun 2018, ini tersebar di polsek-polsek dan di 13 polres serta Bhabinkamtibmas,” jelasnya.

Di bidang pembinaan ini juga Kapolda menjelaskan bahwa kuota penerimaan anggota polri dari tahun 2017 lalu dengan tahun 2018 mengalami peningkatan dari 317 di tahun 2017 menjadi 323 di tahun 2018.

“Untuk tahun 2017 animo masuk polisi 4.575 peserta dan yang masuk sebanyak 317 nah, ditahun 2018 karena sudah banyak memenuhi kegiatan-kegiatan oprasional, animonya menurun jadi 3817 tapi penerimaan meningkat jadi 323,” jelasnya.

Sementara itu, di bidang pengawasan yang dimotori oleh Irwasda Polda Kalbar, Kombes Pol Andi Musa pengaduan masyarakat meningkat dari tahun 2017 yang hanya 51 pengaduan menjadi 78 pengaduan di tahun 2018.

”Tahun 2017 laporan ada 51, sedangkan tahun 2018 ada 78, meningkat. Jadi pengaduan masyarakat meningkat sebanyak 27. Ini tentunya kepercayaan publik terhadap kinerja Polri tentunya semakin baik yakin bahwa laporan-laporannya akan ditanggapi,” ujar Kapolda Kalbar.

Begitu juga dengan Saber Pungli yang mengalami kenaikan hingga 1000%, dari 56 kegiatan di tahun 2017 menjadi 19.034 kegiatan di tahun 2018.

“Disini kenapa naik 1000%, diaspek pencegahan di 2018 ada 18.981 kegiatan. Penindakan memang minim karena memang aspek pencegahannya tinggi sehingga sangat paham tahun 2017 ada 11 kasus saber pungli yang kita proses, sedangkan ditahun 2018 tinggal 6 kasus,” paparnya.

Sementara untuk di bidang logistik Polda Kalbar mendapatkan sarana prasarana terkait dengan dukungan tugas-tugas oprasional kurang lebih 14 miliar jadi total di tahun 2017 ada sekitar 321 miliar sementara ditahun 2018 ditingkatkan oleh Mabes Polri.

”Ini meningkat kurang lebih 14 miliar seratus tujuh puluh dua juta sekian. Jadi tahun 2017 ada 321 miliar sekian, 2018 ditingkatkan oleh Mabes Polri untuk mendukung sarana prasarana kami. Untuk bidang kalau dinilaikan dengan rupiah ada 335 miliar lima ratus enam puluh juta sekian,” ucapnya.

“Adapun alat-alat tersebut adalah kendaraan bermotor roda dua, kendaraan roda empat, kendaraan roda 6, kendaraan air, kemudian alat khusus. Kemudian senjata beserta dengan amunisinya,” lanjut Kapolda Kalbar.

”Sedangkan untuk pembangunan dari APBN Mabes Polri meningkat, di tahun 2017 kalau dinilai dengan rupiah murni ada kurang lebih 49 miliyar sekian. Tahun 2018 meningkat menjadi 82 miliar sekian,” papar Kapolda.

Jadi ada peningkatan kurang lebih 32 miliar enam ratus sekian. Untuk APBN dari Mabes Polri pembangunan Polda Kalbar di tahun 2018 ada 29 unit. Jika dibandingkan dengan 2017 jauh sekali peningkatannya yaitu sampai kurang lebih 32 miliyar sekian. Untuk hibah tanah, Kapolda Kalbar menuturkan banyak mendapatkan hibah dari pemda-pemda dan perseorangan kepada Polda Kalbar terutama untuk pembangunan SPN, Mako Polsek dan Polres yang jumlahnya kurang lebih ada 19.

“Adapun hibah tanah, kalau kita bandingkan dari tahun 2017 dan 2018, tahun 2017 empat miliyar sekian, 2018 14 miliar sekian. Jadi ada 28 dari APBN kemudian 19 dari APBD jadi keseluruhannya ada 45 pembangunan selama 2018,” tuturnya.

“Angka ini sangat signifikan kenapa, karena kita kerja. Kerja kita juga sama-sama didukung oleh warga masyarakat beserta seluruh stakeholder yang ada di Kalimantan Barat,” tutur Jenderal berbintang dua ini.

Irjen Pol Didi mengatakan, bangunan, di tahun 2017 jika dinilai dengan angka rupiah murni kurang lebih tiga miliar enam ratus sembilan puluh sembilan juta, sementara di tahun 2018, dinilai kurang lebih 26 miliar seratus tujuh puluh tiga juta, untuk pembangunan.

“Ini hibah dari seluruh warga masyarakat disini, yang memberikan apresiasi yang memberikan bantuan kepada kita. Selisihnya ada 607% dibandingkan dengan 2017,” ujar Kapolda.

Disamping hibah tanah dan bangunan, ada juga hibah kendaraan bermotor dan satwa. Polda Kalbar juga dihibahkan mobil dari instansi-instansi tertentu kemudian digunakan untuk di polres-polres dan Brimob.

Untuk di bidang anggaran “Tahun 2018 ada satu koma satu tujuh puluh empat triliun yang harus kami pertanggungjawabkan, 64% nya untuk belanja pegawai selebihnya untuk belanja barang dan belanja modal,” ujar Kapolda Kalbar.

Di bidang Oprasional Ada empat golongan kejahatan di Polri, yang pertama adalah kejahatan konfensional, kemudian ada kejahatan trans nasional, kejahatan terhadap kekayaan negara, dan yang keempat adalah kejahatan berkotijensi. Dari Januari hingga Desember tahun 2018 Polda Kalbar mencatat ada 5.903 kasus kejahatan yang dilaporkan, sedangkan di tahun 2017 ada 5.984 kasus.

“Secara angka memang turun, tapi secara kejahatan konfensional juga turun dari 5.011, di 2018 turun menjadi 4.623. Namun bapak ibu, untuk transnasional crime ada 724 kasus yang kita proses, kalau dibandingkan dengan 2017 ada 592,” papar Didi Haryono.

“Kenapa ini meningkat, ini berarti yang melaporkan adalah petugas, entah itu dari Polrinya, entah itu dari TNInya, ntah itu dari Satpol PPnya, pokoknya semua laporan yang ditangkap oleh masyarakat pasti meningkat contohnya itu Narkoba yang harus ditemukan,” tambahnya.

Didi menjelaskan, bahwa kasus kejahatan konfensional adalah laporan dari masyarakat sementara kejahatan transnasional crime pelapornya adalah petugas. Begitu juga terhadap kejahatan kekayaan negara yang memerlukan keaktifan Polri untuk menyelidiki dan melaporkan.

“Di tahun 2018 ada 556 kasus dan di tahun 2017 380 kasus, ini meningkat sebanyak 89,9%. Sehingga empat jenis kejahatan tersebut secara umum turun di 2018. Karena keaktifan kita melakukan peangkapan, melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya merugikan kekayaan negara,” ucapnya.

Crime Index adalah kejahatan-kejahatan yang menjadikan atensi.

“Jadi penentuan Crime Index itu adalah tingkat keseringan kejahatan itu terjadi di satu tempat tertentu. Jadi disini di Kalimantan Barat yang paling sering terjadi adalah Penganiayaan dengan Pemberatan, pencurian biasa, pencurian dengan pemberatan, pencurian dengan kekerasan, curanmor, dan yang terakhir adalah laka lantas,” jelas Didi Haryono.

Dari Crime Index tersebut tercatat pada tahun 2018 ada 3.630 kasus. Jika dibandingkan dengan tahun 2017 dengan 3.695 kasus, kejahatan mengalami penurunan.

“Turun sedikit, turun sedikit untuk kejahatan-kejahatan yang masuk Crime Index. Yaitu turun kurang lebih 65 kite presentasekan ada 40% turunnya,” tuturnya.

Untuk kasus narkoba, di tahun 2018 Polda Kalbar berhasil mengungkap sebanyak 771 kasus. Kapolda mengatakan hal ini karena keaktifan dari petugas sehinga pengungkapan kasus meningkat dari 2017 lalu yang berhasil mengungkap 530 kasus. Jenis-jenis narkobanya adalah, ganja, ekstasi, dan sabu tambah happy five. Paling banyak adalah sabu. Ini selalu aja setiap hari ini para Kapolres selalu melaporkan kalo ngak narkoba, curanmor, yang setiap hari hampir mendominasi kejahatan di Kalimantan Barat.

”Untuk narkoba kami sudah sepakat, pengedar, pemodal, bandar, tembak. Tembak tapi tidak mematikan. Ini tentunya menjadi suatu daya tangkal terhadap hal-hal yang terkait dengan pencegahan kejahatan,” tegas Kapolda Kalbar.

Dalam kesempatan tersebut Irjen Pol Didi Haryono juga menyampaikan bahwa pihaknya juga telah melakukan profiling terhadap pelaku narkoba.

“Kalau dari gendernya memang lebih banyak pria. Jumlah totalnya ada 1.006 pelaku narkoba selama tahun 2018. Jadi kalau kita bagi 365 satu hari rata-rata dua sampai tiga orang pelaku narkoba yang kita tangkap,” imbuhnya.

Untuk kriminal khusus yang ditangani oleh Dit Reskrimsus, untuk tahun 2017 ada 52 kasus korupsi yang ditangani sementara 2018 menurun 44 kasus. Kasus yang terkait dengan perbatasan seperti ilegal logging, human traficking, dan seterusnya ada 123 kasus.

“Terkait dengan ilegal logging sendiri ada 81 kasus kemudian ilegal maining ada 146 kasus sementara itu kasus ITE tahun 2018 ada 37 ini paling banyak pada saat pilkada kemaren kalau dibandingkan dengan 2017 lalu yang memang belum ada pilkada itu hanya 19 kasus,” beber Kapolda Kalbar.

Sementara itu, kasus Karhuta ada 29 dibandingkan 2017 hanya 3 kasus.

“Kemaren kita dengan bapak Pangdam dibantu dengan semua komponen yang terkait ada juga pak Nyarong bersama-sama dengan Manggala Agni, semua. Kita proses semuanya dan tersangkanya ada 34 orang,” ucap Kapolda.

Kapolda berharap di tahun 2019 nanti penanganan kasus karhutla bisa lebih sedikit, mengingat Karhutla tahun 2018 banyak memakan korban bahkan ada yang meninggal dunia. Untuk penanganan kasus Satgas Pangan jumlahnya ada 62 kasus yang diproses dengan tersangkanya sebanyak 62 orang dan hampir seluruhnya sampai proses sidik di Kejaksaan.

“Satgas pangan kita kemarin mendapat apresiasi dari Mabes Polri, karena paling aktif dan paling banyak menangani kasus se Indonesia sebanyak 189 kasus. Ini berkat berkolaborasi dengan satgas pangan provinsi, bersama-sama melakukan upaya-upaya penindakan sehingga stabilitas harga dan ketersediaan sembako benar-benar dapat terjaga,” imbuh Irjen Pol Didi.

Kriminal Umum Penanganan kasus judi dari Direktorat Kriminal Umum diahun 2017, ada 212 kasus. Sementara Curanmor juga meningkat dari 541 kasus di tahun 2017 menjadi 523 kasus di tahun 2018. Hal ini terjadi karena tindakan tegas dari petugas.

“Kemudian street crime, yaitu kejahatan jalanan di tahun 2017 ada 2306 kasus, tahun 2018 menurun menjadi 2107. Alhamdulillah ini karena keaktifan personel, baik dengan teman-teman di unsur lain yang melakukan upaya-upaya bersama sampai dengan pola-pola penindakan,” ucap Kapolda.

Sementara itu, penanganan kasus premanisme terkait dengan pemalakan, parkir liar, mabuk-mabukkan dan sebagainya, ditahun 2017 ada 508 kasus dengan langkah penindakan dengan jumlah tersangka 152. Begitu juga dengan Tibtor (penertiban Kendaraan Bermotor) KKYD ini adalah kegiatan kepolisian yang ditingkatkan.

“Tibtor ini saya dulu mengambil kebijakan karena tingginya tingkat pencurian kendaraan bermotor. Sasarannya kenalpot yang menimbulkan suara bising, tidak ada plat nomor dan perlengkapan kendaraannya tidak lengkap,” ujar Kapolda Kalbar.

Penanganan kasus tibtor ini tercatat sebanyak 95 kasus dengan jumlah tersangka 126 orang. Terakhir peananganan kasus tindak pidana perdagangan orang yaitu sebanyak 11 dari 29 laporan polisi ditambah dengan TKI ilegal jumlahnya adalah 87.

Untuk kasus Ilegal Fishing “Ini kemaren menangkap kepiting yang mau diseludupkan ke Malaysia melalui Jagoi Babang sebanyak 3.081 ekor yang mana satu ekor kepiting itu telurnya setidaknya ada dua juta telur. Sehingga jika dikalkulasi dengan rupiah ada 7.602.000.000 rupiah bisa kita selamatkan. Akhirnya kita serahkan ke karantina untuk dibudidayakan,” tutur Irjen Pol Didi.

Di bidang Lalu Lintas Terjadi penurunan kecelakaan lalu lintas dari 1.281 kasus di tahun 2017 menjadi 1.149 di tahun 2018. Didi Haryono menjelaskan, faktor kecelakaan lalu lintas ada empat, manusia, kendaraan, sarana prasarana jalan, dan alam. Dari empat faktor ini faktor manusialah penyebab utama. Sebab 80% faktor kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh ulah manusia.

“Sebelum memberikan tanda driving license kita memberikan pelatihan-pelatihan, mulai dari safety riding sampai dengan safety driving. Ini sudah kita lakukan selama 2018 ini sehingga konsumen atau calon pembeli kendaraan sudah ada bekal,” ujar Didi Haryono.

Jumlah Tahanan Terlepas dari penyelesaian kasus kejahatan, Kapolda Kalbar juga menyampaikan bahwa jumlah tahanan ikut mengalami kenaikan dari 9.757 orang tahanan di tahun 2017, naik menjadi 10.711 orang tersangka di tahun 2018.

“Perlu saya sampaikan bapak ibu, tahanan kita di tahun 2017 itu totalnya ada 9.757 orang, sedangkan 2018 naik menjadi 10.711 orang. Di tahun 2017 tahanan perempuan ada 1.161 orang, kemudian untuk 2018 perempuan ada 1.634 orang, naik,” jelas Didi Haryono.

Begitu juga laki-lakinya, tahun 2017, 4.208 orang, sedangkan di tahun 2018, meningkat jadi 9.347 orang. Irjen Pol Didi mengatakan, tahanan-tahanan yang jumlahnya selalu membengkak ini kebanyakan tersandung kasus Narkoba.

“Mudah-mudahan di tahun 2019 nanti bisa memberikan efek deteren. Sehingga mereka-mereka yang pernah ditahan tentunya akan menyampaikan kepada masyarakat tidak enaknya ditahan itu. Jangankan ditahan baru diproses aja udah ndk enak apalagi ditahan,” tutur Kapolda Kalbar. (Red)

Advertisement