Arsip

Memaknai Kemerdekaan ke-79 Indonesia: Perspektif Kristen dalam Menjalani Kebebasan dan Tanggung Jawab

Advertisement
PONTIANAK, RUAI.TV — Dalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan penjajahan harus dihapuskan.

Indonesia merayakan hari kemerdekaan yang ke-79 hari ini dengan penuh semangat dan kemeriahan. Perayaan ini tidak hanya mengingatkan kita pada perjalanan panjang bangsa dalam meraih dan mempertahankan kedaulatan, tetapi juga menandai berbagai pencapaian signifikan yang telah diraih selama hampir delapan dekade.

Setiap tahun, perayaan “tujuh belasan” diwarnai dengan berbagai acara dan perlombaan, seperti panjat pinang, balap karung, dan makan kerupuk. Acara-acara ini tidak hanya menghadirkan hiburan dan kegembiraan, tetapi satu di antara acara seremoni perayaan atas kemerdekaan yang telah dinikmati selama ini.

Tahun ini, perayaan kemerdekaan terasa lebih istimewa dengan dimulainya pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan, tepatnya di Kalimantan Timur. Upacara pengibaran bendera yang berlangsung di Istana Garuda IKN, dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri 2000 lebih peserta, menandai awal pemindahan aktivitas pelayanan pemerintahan di ibukota yang baru.

Advertisement

Kemerdekaan dari Perspektif Kristen

Bagi umat Kristiani, kemerdekaan memiliki makna yang lebih dalam dan spiritual. Namun, kemerdekaan sejati menurut ajaran Kristen adalah pembebasan dari dosa yang diberikan oleh Yesus Kristus melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.

Menurut Roma 10:9-10, “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” Ini menegaskan bahwa kemerdekaan spiritual adalah hak istimewa yang diperoleh melalui iman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Sebagai orang Kristen yang telah dimerdekakan, kita diundang untuk mengisi kemerdekaan ini dengan tanggung jawab spiritual dan komitmen dalam hidup sehari-hari.

Berikut adalah prinsip-prinsip Kristen yang dapat membimbing kita:

1. Berdiri Teguh dan Tidak Diperhamba oleh Dosa

Galatia 5:1 mengingatkan kita bahwa “Kristus telah memerdekakan kita untuk hidup dalam kebebasan. Karena itu, berdirilah teguh dan jangan biarkan diri kalian diperhamba lagi oleh belenggu.” Kemerdekaan dari dosa harus dipertahankan dengan hidup sesuai ajaran Kristus. Ini berarti kita harus menghindari tindakan yang bertentangan dengan iman dan tetap setia dalam keyakinan kita.

2. Berpegang pada Firman Tuhan

Dalam Yohanes 8:31, Yesus mengatakan, “Jika kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku.” Yosua 1:7-8 juga menekankan pentingnya mematuhi hukum Tuhan. Dalam konteks kemerdekaan, umat Kristen dipanggil untuk menjadikan Alkitab sebagai panduan dalam setiap aspek kehidupan. Ini berarti membuat keputusan yang bijaksana berdasarkan ajaran Alkitab dan menghadapi tantangan hidup dengan prinsip Kristiani.

3. Menjadi Pribadi yang Bertanggung Jawab

Galatia 5:13 mengajarkan kita untuk tidak menggunakan kebebasan sebagai kesempatan untuk hidup dalam daging, tetapi untuk melayani satu sama lain dengan kasih. Roma 6:18 menyebutkan bahwa kita telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Prinsip ini mengingatkan kita untuk menggunakan kebebasan dengan tanggung jawab, menunjukkan kasih kepada sesama, dan berkontribusi positif kepada masyarakat.

4. Menghasilkan Buah bagi Kristus

Filipi 1:21-22 menyebutkan, “Karena bagi aku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Ini berarti memanfaatkan kemerdekaan untuk menghasilkan buah yang baik dan menjadi berkat bagi orang lain. Umat Kristen dipanggil untuk memanfaatkan kemerdekaan ini dengan cara yang memuliakan Tuhan, melalui tindakan yang mencerminkan kasih dan kebenaran Kristus.

Jadi, kemerdekaan yang kita rayakan hari ini adalah hasil dari perjuangan dan pengorbanan yang panjang. Selain merayakan pencapaian politik dan sosial, mari kita juga merenungkan makna kemerdekaan dari perspektif spiritual. Dengan memahami kemerdekaan sebagai pembebasan spiritual, kita diundang untuk mengisinya dengan tanggung jawab dan komitmen yang mendalam.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-79! Semoga semangat “Nusantara Baru Indonesia Maju” terus menginspirasi kita semua untuk berkembang dalam iman dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara. Mari kita rayakan kemerdekaan ini dengan kesadaran penuh akan tanggung jawab kita sebagai umat Kristiani, untuk hidup dalam kasih, kebenaran, dan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik.

Oleh Ev. Kristoper, Ketua Komisi Pemuda BPD GKII Pontianak/ Guru SMP Kristen Immanuel II Pontianak.

Advertisement