BENGKAYANG, RUAI.TV – Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Jagoi Babang sudah selesai proses pembangunannya. Border ini menjadi pintu berbatasan antara Indonesia-Malaysia, yang berada di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Proses pembangunan border Jagoi telah mulai sejak akhir 2020. Posisinya sebagai bagian dari proyek strategis nasional. Belum ada informasi mengenai kapan peresmian border ini akan berlangsung.
Ada lima kabupaten di Kalbar yang memiliki perbatasan darat dengan Sarawak, Malaysia Timur. Tertua adalah Border Entikong di Kabupaten Sanggau, yang menghubungkan Entikong dengan wilayah Tebedu di Sarawak.
Baca juga: Jokowi di Pontianak: Maaf Kalau Salah
Kemudian di Kabupaten Sambas, sudah beroperasi PLBN Aruk, yang terhubung ke Biawak Distric, Sarawak. Dan di Kabupaten Kapuas Hulu, PLBN Badau terkoneksi dengan Lubok Antu.
Sementara di Kabupaten Sintang, masih berbatas dalan status Pos Lintas Batas (PLB) dari wilayah Jasa ke daratan Sarawak. Kini, PLBN Jagoi Babang sedang menanti saat yang tepat untuk pengoperasiannya.
Border Jagoi berada di Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang. Beberapa waktu lalu, sejumlah pejabat pusat dan daerah telah melakukan peninjauan.
Baca juga: 18 Orang Ditangkap, Warga Datangi Mapolres Bengkayang
Di antaranya, para pejabat dari Kementerian Hukum dan HAM RI bersama Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis. Mereka melihat-lihat kondisi fisik border Jagoi yang baru selesai pembangunannya.
Selain bangunan utama berupa terminal border, kawasan itu juga memiliki sejumlah fasilitas penunjang. Seperti rumah ibadah, wisma penginapan, hingga tempat berbagai jenis kuliner.
Di sekelilingnya mulai tampak tumbuh berbagai pohon pelindung yang hijau dan rapi. Penerangan jalan lingkungan di area itu juga mulai terasa.
Baca juga: Satu Perempuan dan 2 Lelaki Terlibat Narkoba di Sintang
Tokoh masyarakat perbatasan, Gustian, mengingatkan, border ini jangan hanya sebatas ikon daerah dan wisata. Dia mengharapkan, jika sudah beroperasi kelak, keberadaan border ini memberi manfaat kesejahteraan bagi warga perbatasan dan kabupaten.
“Jangan hanya sekadar ikon daerah dan wisata. Tapi juga memberi dampak ekonomi bagi kedua negara, Indonesia-Malaysia. Misalnya, memberi income bagi daerah, dari sektor pariwisata dan perdagangan,” kata Gustian.
Dia juga meminta pemerintah mendesak Malaysia untuk merespon perkembangan ini. Negeri Jiran itu harus juga membuka kawasan perbatasan di lokasi tempatan, sehingga ada kesinambungan dua negara di wilayah itu.
“Yang jelas, kita sebagai masyarakat tempatan, mengharapkan PLBN ini benar-benar berdampak ekonomis dan positif bagi masyarakat perbatasan di Jagoi Babang, serta kecamatan penyangga lainnya dan tentu Kabupaten Bengkayang sendiri,” tutur Gustian. (RED)
Leave a Reply