PONTIANAK, RUAI.TV – Kondisi bumi Kalimantan Barat dari waktu ke waktu dirasakan kian rapuh terutama atas situasi terkait intensitas kebencanaan yang melanda akhir-akhir ini.
Selain bencana ekologis banjir, longsor dan puting beliung juga kerap melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Barat. Beberapa waktu lalu misalnya, banjir menggenangi wilayah dan akses jalan di daerah Kecamatan Sengah Temila di Kabupaten Landak.
Selain banjir, bencana geologis gempa juga menghantui warga Kalimantan Barat saat ini. Sejak dua tahun terakhir, kejadian gempa serupa terjadi pada sejumlah wilayah kabupaten/kota Kalimantan Barat, termasuk di Bengkayang yang kini jadi lokasi calon tapak pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Bersamaan dengan memoentum Hari Bumi pada 22 April 2024, Walhi Kalimantan Barat mengisinya dengan melakukan diskusi tematik bertema “38 Tahun Bencana Chernobyl – 26 April, Mau Buat Apa?” melibatkan sejumlah rekan jejaring.
Selain sebagai ruang berbagai gagasan bersama mengenai isu seputar lingkungan dan berbagai bentuk kolaborasi aksi yang dapat dilakukan, bahasan mengenai wacana dan rencana PLTN mengemuka.
Melalui pertemuan singkat ini dihasilkan rencana bersama bahwa pada momentum Chernobyl Days 26 April 2024 akan digelar aksi bersama daerah – nasional untuk mengenang peristiwa tragis bencana reaktor nuklir di Ukraina tahun 1986 tersebut.
Mengingat Kalimantan Barat khususnya di Kabupaten Bengkayang saat ini sedang dibidik sebagai target pendirian tapak lintrik tenaga nuklir, maka aksi pada momentum tersebut diharapkan dapat menjadi ruang untuk mengugah kesadaran bersama mengenai bahaya nuklir ditengah minimnya informasi resmi dari pihak terkait.
“Melalui aksi bertepatan dengan Chernobyl Day, kita mau menyapa publik sekaligus mengingatkan pembuat kebijakan agar berpikir ulang tidak memaksakan pendirian PLTN di Kalimantan Barat” jelas aktivis lingkungan, Hendrikus Adam.
Lebih lanjut, Adam mengingatkan pada momentum hari bumi pihaknya mengajak segenap warga yang tidak ingin bumi Kalbar menjadi Chernobyl berikutnya untuk bersama-sama bergerak. Pemerintah bersama para promotor PLTN penting terus diingatkan untuk hal ini.
“Melalui momentum earth day, yuk jauhkan bumi Kalbar dari ancaman bahaya radiasi nuklir-PLTN sejaksekarang. Jangan ada lagi kota hantu berikutnya sebagaimana Pripyat di Ukraina akibat kecelakaan reaktor PLTN yang mengerikan bagi kemanusiaan dan lingkungan hidup,” ajak Direktur Walhi Kalimantan Barat. (RED)
Leave a Reply