PUTUSSIBAU, RUAI.TV – Umat Katolik di seluruh dunia telah mulai memasuki masa Pra-Paskah serta pantang dan puasa. Mulainya masa ini ditandai dengan perayaan Rabu Abu, yang diselenggarakan Rabu (18/02/2021).
Di Paroki “Penampakan Tuhan” di Desa Siut, Kecamatan Putussibau Selatan, Kapuas Hulu, umat hadir di gereja dalam jumlah terbatas dengan jarak fisik yang sudah diatur.
Kepala Paroki, Pastor Stepanus Leba, SMM, mengatakan, ada perubahan dalam ritual penerimaan abu sebagai penyesuaian terhadap kondisi pandemi Covid-19.
Paroki-paroki yang ada di Kapuas Hulu, merupakan bagian dari regio Keuskupan Sintang. Arahan tentang perubahan cara penerimaan abu, kata Pastor Leba, merupakan arahan dari Uskup Keuskupan Sintang.
“Saat penerimaan abu dalam misa Rabu Abu, umat menunduk dan pastor menaburkan abu di atas kepala mereka,” jelas Pastor Leba.
Dalam kondisi normal, pastor akan membentuk tanda salib di setiap kening umat menggunakan abu. Namun kali ini, tidak menggunakan cara ini agar tidak terjadi kontak fisik.
Perayaan Rabu Abu dalam Gereja Katolik Roma, merupakan awal masa pantang dan puasa, menuju perayaan Paskah.
Ketua Dewan Pastoral Paroki “Penampakan Tuhan”, Fhilipus Dailang, menegaskan agar umat tetap mematuhi anjuran pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19 di Bumi Uncak Kapuas itu.
“Kami selalu menghimbau kepada umat selalu tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan, terlebih pada saat ke gereja untuk mengikuti misa,” katanya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu, Ade Hermanto menyatakan, terhitung sejak 14 Februari 2021, wilayah itu masuk dalam kategori zona kuning.
“Dengan artian, kita di risiko rendah. Dan untuk perkembangan updatenya nanti tanggal 17 Februari 2021 lagi,” katanya.
Meskipun masuk resiko rendah, dia tetap mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan disiplin prokes. (DAL/SVE)
Leave a Reply