Putussibau.-Kelangkaan gas elpiji 3 kilo gram terjadi di sejumlah wilayah atau kabupaten di Kalimantan Barat.
Kelangkaan ini meresahkan kalangan pengguna ratusan ribu kepala keluarga. Baik Rumah Tangga Miskin (RTM) maupun kalangan menengah. Tidak terkecuali kalangan pejabat daerah pun ikut resah.
Wakil Bupati Kapuas Hulu, Antonius L. AIN Pamero meminta agar kalangan pegawai tidak ikut menggunakan gas elpiji 3 Kg.
“Karena memang hak untuk memperoleh tiga kilo itu adalah masyarakat yang perlu mendapatkan bantuan, terutama yang bersubsidi, selebihnya saya kira untuk ASN, tidak. Tapi barangkali masih ditemukan iya, saya kira kita sama-sama memberikan sosialisasi pada rakyat, sehingga haknya rakyat yang kewenangan untuk itu, harusnya merekalah yang menggunakannya.” Imbuhnya.
Wakil Bupati yang juga Ketua DAD Kab. Kapuas Hulu itu juga menambahkan, jika masih ditemukan ASN yang menggunakan gas elpiji 3 Kg, paling tidak akan kita tegur, bahwa itu bukan haknya.
Sejak dua atau tiga tahun terakhir baru kali inilah kelangkaan gas elpiji secara serentak di separuh wilayah Kalimantan Barat.
Berdasarkan pengamatan Jurnalis Ruai Tv di lapangan, sudah sulit dibedakan lagi pemakai gas elpiji 3 Kg. apakah orang miskin, ekonomi menengah, atau kalangan pengusaha dan pegawai-pejabat. Di seputaran Kota Pontianak saja misalnya rata-rata industri rumah makan yang terlihat dan terkesan ekonomi menengah, ada yang menggunakan gas elpiji 3 Kg.
Dan pun tidak ada metode pembatasan-pengawasan yang jelas kepada pengguna yang benar-benar kategori RTM.
Sampai akhir November 2018 ini, Pemerintah dan Pertamina belum memberi solusi kongkrit terhadap kelangkaan gas elpiji 3 Kg.
Leave a Reply