Arsip

Tradisi Melayu Sambas Setiap Acara Nikah Hingga Khitanan

tradisi melayu sambas
Tradisi zikir nazam di Desa Lumbang Ngadang, Kecamatan Sambas, Minggu (21/08/2022). Foto: Agustiandi/ruai.tv
Advertisement

SAMBAS, RUAI.TV – Tradisi Melayu Sambas yang satu ini masih tetap eksis di tengah perkembangan zaman. Zikir Nazam atau dalam sebutan lokal “serakalan” menjadi tradisi wajib untuk acara pernikahan, akikah, selamatan, hingga khitanan.

Setiap ada acara itu, lazimnya masyarakat Melayu di Kabupaten Sambas mengadakan Zikir Nazam atau Serakalan ini. Pada Minggu (21/08/2022) lalu, warga yang tinggal di Gg Usaha Baru, Desa Lumbang Ngadang, di Kecamatan Sambas, menggelar acara ini.

Tak hanya dominasi kaum dewasa, kalangan anak-anak pun berpartisipasi secara aktif. Mengenakan busana teluk belanga bercorak serba putih, orang dewasa dan anak-anak kompak melantunkan Zikir Nazam.

Advertisement

Baca juga: Harga Sawit Terbaru Periode Pertama Agustus 2022 di Kalbar

Lima anak usia Sekolah Dasar menabuh rebana dan memainkan tamborin. Gerakan mereka lincah dan tangkas.

Para pemain musik tabuh juga dari kalangan remaja sebanyak lima orang. Remaja-remaja ini mengenakan baju merah berlengan panjang dan kopiah hitam.

Tradisi Melayu Sambas

Pembina Zikir Nazam Desa Lumbang, Tajudin (40), mengatakan, anak dan remaja ini rutin berlatih, sebelum tampil dalam acara-acara. Dalam sepekan, mereka berlatih antara satu hingga dua kali.

“Para generasi muda ini lumayan cepat menguasai permainan alat musik tradisional. Anak-anak ini kan, daya tangkapnya masih kuat. Jadi lebih mudah melatih mereka,” kata Tajudin.

Baca juga: RSUD M Th Djaman Sanggau Kini Punya Jalan Baru

Dia menilai, kegiatan ini sangat positif untuk menyikapi perkembangan zaman. Karenanya, melibatkan kaum muda menjadi perhatiannya, agar tradisi ini tetap lestari.

Tajudin menuturkan, anak-anak binaannya tak hanya tampil di des sendiri. Jika ada hajatan di desa tetangga, mereka juga ikut serta dengan kebolehan masing-masing.

“Biasanya zikir nazam ini banyak melibatkan orang orang tua. Tapi di Desa Lumbang, khususnya Gg Usaha Baru Lumbang Ngadang ini, kami mengikutsertakan anak-anak, untuk merawat adat budaya dan tradisi tetap lestari,” ujar Tajudin.

Baca juga: 230 Napi Pontianak Terima Pemotongan Masa Tahanan

Seorang penabuh rebana, Alhadi (12) mengungkapkan rasa bangganya bisa terlibat dalam Zikir Nazam. Tak canggung, dia membaur dengan kalangan orang dewasa saat melaksanakan tradisi tersebut.

“Senang, bisa sama-sama ikut seperti ini,” ujar Alhadi yang merupakan murid kelas 6 SD.

Zikir Nazam telah menjadi warisan budaya tak benda sejak 2020. Dalam lantunannya berisi syair puja dan puji kepada Rasulallah. (AGU/RED)

Advertisement