Pastor Marius dalam Kenangan
Pastor Yosep mengenang keseharian Pastor Marius yang selalu dalam kesederhanan, tampil apa adanya. Kedua pastor ini memilihi hobi yang sama, yakni menanam tumbuh-tumbuhan di taman pastoran. Selain itu, Pastor Marius juga seorang pemain biola dan piano yang handal.
“Saudaraku Pastor Marius ini selalusiap sedia kapan saja melayani umat. Secara khusus untuk umat yang meninggal. Hampir setiap hari dia berada di pemakaman. Dia selalu menawarkan diri untuk memberi pelayanan kepada umat yang meninggal dunia,” kenang Pastor Yosep.
Setelah tim medis menyatakan Pastor Marius OFM Cap meninggal dunia, jasadnya sempat disemayamkan di Kompleks Tirta Ria yang menyatu dengan Rumah Provinsialat Kapusin di Sungai Raya. Kemudian, jenasahnya diberangkatkan ke Kota Singkawang untuk proses pemakaman.
Jalani Pendidikan di Belanda
Dalam misa requiem itu dibacakan profil lengkap Pastor Marius, OFM Cap. Pastor Marius lahir pada 1 Austus 1930 di Tayan, Kabupaten Sanggau. Dia memulai masa pendidikan sebagai calon Pasor untuk Ordo Kapusin di Negeri Belanda sejak 1947.
Baca juga: Semangat Persaudaraan Menguatkan Umat Hadapi Pandemi
Kemudian pada 30 Agustus 1953, dia masuk Biara Kapusin di Negeri Belanda. Menerima kaul perdana pada 31 Agustus 1954, dan menerima tahbisan sebagai imam Kapusin pada 31 Juli 1961.
Dia kembali ke Indonesia pada 1961 dan mulai berkarya di Paroki Santa Maria Nyarumkop sampai 1962. Tugas setelahnya hingga 1964 di Paroki Katedral Santo Yosep di Kota Pontianak.
Kemudian dalam rentang 1965-1997, Pastor Marius berkarya di Paroki Gembala Baik Pontianak. Dalam tahun-tahun ini, dia memberi perhatian pada pendidikan generasi muda dengan memulai Persekolahan Gembala Baik.
Sejak 1997 hingga 2021, Pastor Marius melayani umat di Paroki Santo Fransiskus Xaperius di Kota Singkawang. Selain terkenal dengan pelayanannya untuk umat yang sakit dan meninggal dunia, Pastor Marius juga sangat peduli pada kebersihan lingkungan hidup. Umat kerap kali menjumpai dia ketika sedang menyapu sampah. (SVE)
